Mataram (ANTARA News) - Herman (30),  tersangka utama kasus penganiayaan terhadap kameramen televisi nasional di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), 1 September 2009 telah kabur ke Malaysia sehingga polisi belum membekuknya.

"Kami terus kejar tetapi belum dapat, ada informasi yang bersangkutan kabur ke luar negeri (Malaysia, Red)," kata Kasat Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polres Mataram, AKP Andi Dadi Cahyo, di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan, Herman merupakan tersangka utama yang menjadi sasaran pengejaran sejak kasus penganiayaan itu mencuat.

Pelaku penganiayaan itu teridentifikasi sebanyak lima orang, dua orang tersangka sudah dibekuk dan kasusnya tengah bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Mataram, sementara tiga tersangka lainnya masih buron.

Kedua tersangka yang tengah disidangkan itu masing-masing Galwazi Hidayat alias Melong (19) dan Adi Joing (19). Tiga yang masih buron adalah Herman sebagai tersangka utama yang juga residivis serta Hamdi dan Syahdi alias Benjot.

"Untuk ketiga tersangka itu, kami sudah terbitkan DPO (Daftar Pencarian Orang) dan ketika mereka muncul langsung dibekuk untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku," ujarnya.

Kasus itu berawal ketika pada 1 September 2009, sekelompok preman di Mataram, menganiaya dua wartawan televisi yakni Yosibio Novanto dari Trans TV dan Herman Zuhdi dari TVOne yang meliput razia warung makan di bulan puasa.

Tindak pidana penganiayaan itu terjadi sesaat setelah rombongan Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Provinsi NTB  meninggalkan lokasi tersebut.

Deretan rumah makan yang dirazia itu terletak di Jalan Ismail Marzuki, Kelurahan Mataram Barat, Kecamatan Mataram, Kota Mataram, karena masih tetap beroperasi di siang hari saat umat Islam di daerah itu tengah berpuasa.

Letak rumah makan itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari Kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Mataram.

Saat rombongan Satpol PP meninggalkan lokasi itu, sejumlah warga memanggil wartawan yang meliput razia itu masing-masing Yosibio dari Trans TV, Herman Zuhdi dari TVOne dan Dwi dari Radar Lombok.

Saat ketiga wartawan/wartawati itu mendekat, secara tiba-tiba mereka dihajar kelompok preman hingga Yosibio babak belur dan kameranya terjatuh.

Herman Zuhdi ditampar beberapa kali kemudian kameranya direbut dan kasetnya dirusak. Wartawati Radar Lombok hanya didorong keluar rumah oleh kelompok tersebut. (*)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010