Cianjur (ANTARA News) - Jajaran Polres Cianjur, Jawa Barat, berlalukan sistem buka tutup satu arah karena padatnya arus lalulintas menuju kawasan Puncak-Cipanas, Cinajur-Bogor..

Sebelum diberlakukanya sistem buka tutup antrian pajang kendaraan mencapai 15 kilometer dari pagi hingga sore menjelang. Bahkan beberapa jalur alternatif yang ada di kawasan itu, mengalami hal serupa.

Pantauan ANTARA, kepadatan arus lalulintas menuju Puncak-Cipanas dari arah Jakarta, telah terjadi sejak pagi hari. Sehingga banyak pengemudi dengan tujuan Cipanas, terjebak selama beberapa jam.

"Hampir 4 jam kami sampai Cipanas. Baru keluar dari pintu tol Ciawi saja sudah macet. Bahkan di daerah Cisarua, kendaraan sermpat berhenti selama 1 jam lebih," kata Sumarno warga Jakarta.

Sebaliknya dari arah Cianjur, menuju Bogor dan seterusnya mengalami hal yang sama, sejak pagi hari. Pasalnya ungkap beberapa orang petugas, tingginya tingkat kunjungan ke tempat wisata menjadi penyebab utama kemacetan.

"Dari pagi volume kendaraan yang masuk kawasan cipanas, sudah terlihat padat. Begitu pula sebaliknya dari arah Cipanas, menuju Jakarta," kata Dedi petugas di Jalan Raya Puncak-Cipanas.

Padatnya arus lalulintas di kawasan itu, membuat jajaran Polres Cianjur, berkordinasi dengan Polwil Bogor, memberlakukan buka tutup satu arah sebanyak dua kali.

Menjelang siang arus kendaraan dari arah Cipanas, menuju Bogor, Jakarta dan seterusnya, tidak dapat melintas selama satu jam. Sedangkan menjelang sore satu arah di berlakukan mulai dari Pasar Cipanas hingga pintu tol Ciawi-Bogor.

"Untung memutus simpul kemacetan, kami terpaksa melakukan system buka tutup satu arah. Diawali satu arah dari Pintu Tol Ciawi hingga pertigaan Hanjawar, Cipanas," kata Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Gatot S.

Sementara itu di Jalur By Pass-Cianjur, puluhan anggota dari jajaran Polres Cianjur, disiagakan, untuk mengarahkan penguna jalan dengan tujuan Bogor, Jakarta dan seterusnya, untuk mengambil jalur alternative Jongol atau Sukabumi.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010