Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie, Senin, mengatakan pimpinan lembaga tinggi negara itu terkejut atas meninggal dunanya Wakil Ketua DPR Marwoto Mitrohardjono.

"Kepergian Pak Marwoto cukup mendadak, karena sebelumnya beliau masih aktif sebagai pimpinan DPR," kata Marzuki pada upacara penyerahan jenazah Marwoto dari keluarga ke DPR di Gedung Nusantara DPR, Senin.

Dia mengatakan, pimpinan dan anggota DPR merasa kehilangan atas meninggal dunianya Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai manat Nasional (PAN) yang disebutnya menjalankan tugas dengan penuh semangat dan tangung jawab.

"Tugas-tugas almarhum baik sebagai pimpinan DPR maupun di FraksiPAN telah dilaksanakan dengan baik," katanya.

Sebagai Wakil Ketua DPR, katanya, Marwoto bertugas sebagai koordinator bidang kesejahteraan rakyat, sedangkan dalam pergaulan sehari-hari dia sangat akomodatif menampung semua usulan dan saran dengan membahasnya secara sungguh-sungguh.

Marzuki mengucapkan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan almarhum kepada bangsa dan negara melalui lembgaa DPR, sekaligus memohon maaf atas keselahan yang dilakukan almarhum sehingga diterima di sisi Allah SWT.

"Saya juga memohon agar keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran dan ketabahan," katanya.

Upacara persemayaman tersebut berlangsung singkat dan dihadiri pimpinan MPR, DPR, DPD serta anggota MPR dan DPR.

Hadir juga sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II antara lain Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Negara Pembangunan daerah Tertinggal Helmi Faishal, serta Pendiri PAN Amien Rais.

Jenazah kemudian diberangkatkan ke pemakaman San Diego Hills di Karawang, Jawa Barat.

Marwoto Mitrohardjono meninggal dunia di RS MMC Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Minggu sekitar pukul 15.45 WIB dan disemayamkan di rumah duka komplek Gudang Peluru Blok C No 108 Tebet Jakarta Selatan.

Pengurus PAN Dradjad Wibowo mengatakan, Marwoto meninggal dunia karena komplikasi diabetes dan jantung.

Pria kelahiran Klaten, 23 Juni 1944 ini meninggalkan seorang istri dan empat orang anak.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010