Medan (ANTARA News) - Wakil Ketua Ikatan dokter Indonesia (IDI) Medan Delyuzar Haris mengimbau orang tua mewaspadai penyakit Kawasaki yang umumnya menyerang anak usia empat tahun atau balita.

Berdasarkan literatur, 80 persen penyakit ini ditemukan pada anak di bawah usia empat tahun dan di atas tiga bulan.

Sebaliknya, anak bawah tiga bulan dan di atas delapan tahun, jarang tertular karena memiliki kekebalan tubuh yang cukup baik akibat ASI yang dikonsumsinya.

Penyebab utama Kawasaki belum diketahui secara pasti, namun ada indikasi pemicunya adalah gangguan system kekebalan tubuh yang didahului infeksi.

Suhu tubuh penderita Kawasaki bisa meningkat 39 derajat dan tidak turun hingga 5 hari.

Menurutnya, penyakit ini sulit untuk dideteksi atau dipastikan gejalanya, jika acuannya hanya demam karena kebanyakan demam selalu disertai naiknya suhu tubuh akibat infeksi.

"Orangtua jangan terkecoh. Sebaiknya agar diketahui secara pasti, sebaiknya anak cepat dibawa ke dokter jika sudah menderita demam dalam beberapa hari," katanya.

Ciri-ciri penyakit ini hampir sama dengan gejala demam berdarah yakni demam tinggi berhari-hari, bahkan sering disertai bercak merah mirip campak.

Secara umum penyakit ini dapat diketahui engan ciri-ciri Demam tinggi mendadak, tidak respon dengan antibiotika, dapat berlangsung 1-2 minggu bahkan 4-5 minggu.

"Segera periksakan ke dokter, sebab jika terlambat didiagnosis dapat menyerang pembuluh darah jantung dan memicu penyakit jantung koroner di usia muda," katanya. (*)



Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010