Yogyakarta (ANTARA News) - Seorang dokter tidak cukup hanya mengetahui etika, profesi, keilmuan, dan praktik, tetapi juga perlu mengembangkan diri menambah wawasan di berbagai bidang di luar ilmu kedokteran.

"Dokter masih dianggap sebagai profesi mulia oleh masyarakat, bahkan dianggap mengetahui banyak hal. Oleh karena itu, dokter harus terus mengembangkan diri," kata Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bondan Agus Suryanto di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia pada pelantikan 93 dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, upaya pengembangan diri itu perlu dilakukan karena terkadang secara tidak terduga banyak muncul pertanyaan dari masyarakat di luar ilmu kedokteran.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Ali Ghufron Mukti mengatakan tuntutan agar dokter mampu bekerja profesional dan sesuai etika kedokteran semakin menguat, tidak hanya terjadi di dalam negeri, namun juga di tingkat global.

Untuk itu, menurut dia para dokter dalam praktiknya diharapkan bisa menghindari terjadinya kesalahan medis untuk mencegah kasus kematian pasien.

Ia mengatakan kesalahan medis bukan hal aneh dalam dunia kedokteran. Di Amerika Serikat (AS) dalam satu tahun sedikitnya 183.000 kasus kematian akibat kesalahan medis, dan angka itu cukup tinggi.

"Di Indonesia, angkanya mungkin lebih baik karena tidak ada laporan dan penelitian mengenai kesalahan medis," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, dokter baru diimbau untuk selalu mengikuti standar operasional dalam mengobati pasiennya, menjunjung tinggi sumpah dan etika dokter, serta nama almamater.

Dokter baru juga diharapkan terus menempa diri menambah ilmu pengetahuan melalui internet dan berbagai metode pendidikan seperti kursus singkat, pendidikan lanjutan, dan spesialisasi.

"Pelantikan bukan akhir dari perjuangan, tetapi awal dari perjuangan untuk mengabdi kepada negara dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," katanya.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010