Cirebon (ANTARA News) - Penertiban pasar Celancang, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Kamis, mendapat perlawanan sengit dari para pedagang pasar, setelah sempat saling dorong dan salah seorang pedagang pingsan, akhirnya penertiban dihentikan.

Pihak Satpol PP memberi waktu satu minggu kepada para pedagang untuk menertibkan sendiri.

Berdasarkan pantauan, penertiban yang digelar sekitar pukul 04.00 WIB tersebut dilakukan oleh jajaran Satpol PP Kabupaten Cirebon dibantu aparat TNI dan kepolisian.

Sementara para pedagang yang sebagian besar ibu-ibu tampaknya sudah mengetahui rencana penertiban sehingga sebelum kedatangan para petugas ketertiban, mereka sudah memasang barikade dengan memasang bangku dan meja tempat dagangan di tengah jalan.

Meski mendapat halangan barikade dan lapis pagar betis ibu-ibu pedagang pasar, namun petugas penertiban memaksa mendobrak.

Aksi saling dorong pun terjadi hingga akhirnya petugas berhasil menjebol barikade ibu-ibu dan langsung berusaha menertibkan lapak-lapak yang ada di pinggir jalan jalur Pantura tersebut.

Melihat tempat berdagangnya dirusak, para pedagang pun langsung memberi perlawanan dengan menghalang-halangi petugas. Bahkan beberapa pedagang menangis menjerit-jerit memohon agar petugas menghentikan penertiban.

Sampai-sampai Rumini (45) pedagang pindang asal Desa Purwawinangun, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon jatuh pingsan saat berusaha mempertahankan lapaknya yang sedang dirusak petugas.

Melihat kondisi yang semakin tidak terkendali, Kasi Ketertiban Umum (Tibum) Satpol PP Kabupaten Cirebon, Kusaeri yang memimpin penertiban tersebut akhirnya memerintahkan anak buahnya menghentikan penertiban.

Kusaeri akhirnya memberi kesempatan kepada para pedagang untuk menertibkan sendiri lapak tempat berdagangnya hingga satu pekan mendatang dan disepakati oleh para pedagang.

Saat wartawan menanyakan alasan Pemkab Cirebon melakukan penertiban pedagang di Pasar Celancang, Kusaeri menyebutkan penertiban dilakukan menyusul adanya rencana renovasi pasar dalam waktu dekat ini.

"Selain menertibkan para pedagan yang menganggu lalu lintas, juga untuk persiapan renovasi pasar yang sudah diagendakan dalam waktu dekat ini harus bisa dilaksanakan," kata Kusaeri.

Menurut Kusaeri, sebelumnya pihaknya sudah menyosialisasikan rencana tersebut dan meminta para pedagang untuk menertibkan sendiri tempat dagangannya satu minggu yang lalu.

"Namun hingga batas waktu yang sudah ditentukan ternyata para pedagang tersebut tetap membandel," katanya.

Sementara itu, Rukmini salah seorang pedagang mengaku sudah mengetahui rencana penertiban tersebut namun keberatan jika harus pindah ke lokasi sementara namun harus membayar uang sewa.

"Kami keberatan jika harus pindah sementara tapi harus bayar. Kalau hanya sementara harusnya kan gratis, nanti kalau sudah tetap baru kami siap bayar," kata Rukmini.

Menurut para pedagang, sekitar 700 lapak yang ada di pinggir Pasar Celancang dipaksa pindah ke bagian dalam pasar untuk sementara. Namun dalam perpindahan tersebut, para pedagang harus membayar biaya sebesar Rp18 juta per lapak dengan rincian uang muka Rp3 juta dibayar di muka dan sisanya harus bisa dilunasi maksimal tiga bulan.

"Sudah harganya mahal, keberadaannya hanya sementara lagi," kata Rukmini.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010