Luanda (ANTARA News/AFP/Reuters) - Sejumlah penyerang bersenjata menembaki rombongan bus yang membawa tim sepak bola Togo yang sedang menuju tempat digelarnya Piala Afrika di Angola, Jumat, sehingga seorang tewas dan sembilan orang cedera.

Kapten timnas Togo Emmanuel Adebayor mengatakan setelah kejadian tersebut negaranya kemungkinan akan mundur dari Piala Afrika di Angola.

Dua pemainnya termasuk diantara korban terluka, sementara seorang supir bus tewas ketika para penyerang menembaki iring-iringan kendaraan tim itu setelah mereka melintasi Provinsi Cabinda yang bergolak di Angola dari wilayah Kongo-Brazzaville, demikian menurut seorang pejabat Togo.

"Sebagai kapten dari tim nasional saya, saya dapat mengatakan bahwa jika keamanannya tidak pasti maka kemungkinan kami akan pulang besok (Sabtu)," ujar striker Manchester City itu kepada BBC World Service.

"Ini adalah sebuah pertandingan bola dan juga merupakan salah satu turnamen terbesar di Afrika tetapi saya kira orang-orang tidak berpikir untuk bisa begitu saja menyerahkan jiwa mereka."

Sebagian besar penumpang bus berlindung di bawah kursi mereka ketika tembakan mulai menyerang bus mereka. Anggota timnas Togo Thomas Dossevi mengatakan tim tersebut -- salah satu tim terkuat dalam sepak bola Afrika -- "ditembaki seperti binatang".

Dua pemain timnas Togo -- kiper Kodjovi Obilale dan bek Serge Akakpo -- termasuk diantara korban yang terluka, ujar Dossevi kepada AFP.

"Para penyerang itu mengenakan penutup kepada dan bersenjata lengkap. Kami bersembunyi di bawah kursi selama 20 menit. Sungguh mengerikan."

Dua pemain klub Liga Utama Inggris -- striker Manchester City Emmanuel Adebayor dan pemain tengah Aston Villa Moustapha Salifou -- tidak terluka akibat serangan itu, demikian menurut klub mereka di Inggris.

Menurut keterangan Federasi Sepakbola Togo, sejumlah anggota rombongan dari bagian olah raga, administrasi dan staf medis mengalami luka-luka. Mereka semua dirawat di satu rumah sakit di kota Cabinda.

Adebayor juga mengatakan akan mengadakan pertemuan untuk membicarakan apakah mereka akan ikut atau meninggalkan turnamen tersebut.

"Saya akan berbicara dengan tim saya dan segera mengambil keputusan yang baik bagi karir kami, jiwa kami dan keluarga kami."

"Saya kira banyak pemain yang ingin pulang," ujarnya kepada Radio BBC Five Live di Inggris. Mereka melihat kematian dan ingin kembali ke keluarga mereka."

Adebayor (25), mantan striker Arsenal itu, mengatakan bus tersebut diserang selama 30 menit.

"Mereka menembak mati supir kami, tidak ada lagi yang mengemudikan bus," tambahnya. "Ini seperti kami tinggal dalam mimpi. Saya masih sangat terguncang."

"Saya termasuk salah satu yang menolong memapah para pemain yang terluka ke rumah sakit, itu ketika saya menyadari apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Mereka menyaksikan teman-teman tim mereka tertembak, ada yang menangis, ada yang pingsan dan lain-lain," ujar Adebayor, yang ditayangan televisi Angola Jumat malam sebagai tampak terguncang dan berurai air mata setelah serangan tersebut.

Adebayor bersama rombongan tim Togo tengah bertolak dari kamp pelatihan di Point Noire menuju Cabinda tempat mereka menurut rencana akan mengawali pertandingan Piala Afrika mereka dengan melawan Ghana pda Senin.

Kecam keras

Pemerintah Angola mengecam keras serangan yang dilakukan Pembebasan Daerah Kantong Cabinda (FLEC), dan dalam suatu pernyataan pemerintah itu "menyatakan kembali komitmen total mereka untuk menjamin keamanan setiap orang".

FLEC, yang terlibat dalam pemberontakan separatis yang sudah berlangsung lama, menyebutkan dalam suatu pernyataan setelah serangan itu bahwa pengawalan militer atas timnas Togo itu lah sebenarnya yang menjadi sasaran mereka.

"Operasi ini hanya merupakan awal dari serangkaian aksi yang ditargetkan yang akan berlanjut di semua wilayah Cabinda," demikian pernyataan kelompok tersebut pada kantor berita Portugal, Lusa.

FLEC menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah Angola pada 2006, namun beberapa bulan belakangan mengklaim melakukan serangkaian serangan terhadap militer dan minyak asing serta para pekerja konstruksi di propinsi itu, yang secara fisik terpisah dari Angola oleh selajur wilayah milik Republik Demokratik Kongo.

Terus berlangsung

Keprihatinan Adebayor atas keamanan bergema di seluruh penjuru, namun panitia penyelenggara mengatakan turnamen itu akan tetap berlangsung.

"Keprihatinan besar kami adalah kepada para pemain, tetapi kejuaraan itu akan terus berlangsung," ujar Souleymane Habuba, jurubicara Konfederasi Sepak Bola Afrika.

Ia mengatakan wakil presiden konfederasi itu telah bertolak ke Cabinda untuk mencari tahu dari tangan pertama apa yang sebenarnya terjadi, namun ia juga mempertanyakan mengapa Togo memilih melakukan perjalanan lewat darat dan bukan udara.

"Peraturan CAF sudah jelas: tim-tim diminta untuk menggunakan pesawat daripada melakukan perjalanan dengan menggunakan bus," katanya.

Seorang anggota panitia penyelenggara lokal, Virgilio Santos, mengatakan semua tim diminta untuk memberikan rencana perjalanan mereka.

"Namun Togo adalah satu-satunya tim yang tidak merespon dan tidak memberitahukan (kami) kalau mereka akan datang lewat jalan darat," ujarnya kepada AFP.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010