Conakry (ANTARA News/Reuters) - Junta militer yang berkuasa di Guinea telah memulai pembicaraan dengan partai-partai oposisi setelah militer mendukung seorang perdana menteri sipil untuk memimpin negara Afrika barat yang tidak stabil itu hingga pemilihan, kata seorang pejabat Selasa.

Rabu lalu Menteri Pertahanan Sekouba Konate, yang mengambil kekuasaan di pengekspor bauksit terbesar dunia itu sementara pemimpin junta Moussa Dadis Camara menjalani pemulihan dari upaya pembunuhan atasnya, menyatakan ia menginginkan seorang tokoh oposisi sebagai perdana menteri.

"Dua delegasi empat anggota masing-masing disiapkan oleh masing-masing pihak," kata Mohamed Diane, sekretaris eksekutif kelompok oposisi penting Majelis Rakyat Guinea (RPG).

"Kami ingin mengetahui tepatnya apa yang junta inginkan," ujarnya, dan menambahkan bahwa pembicaraan itu telah dimulai tanpa diumumkan Senin.

Tawaran Konate dengan berhati-hati disambut baik di wilayah itu, tempat para tetangga mengkhawatirkan ketegangan di Guinea akan memicu perselisihan etnik yang lebih luas.

Partai-partai oposisi dan kelompok-kelompok masyarakat sipil Guinea telah bersatu dalam sebuah organisasi induk yang akan memilih perdana menteri untuk memimpin pemerintah persatuan nasional melewati transisi ke arah pemerintahan demokratis.

Konate telah memberitahu tentaranya Selasa, ia akan minggir setelah pemilihan diorganisir, kata sumber militer. Beberapa pengamat menyatakan hal itu dapat memakan waktu beberapa bulan, barangkali bahkan lebih dari satu tahun, sebelum pemilihan diadakan.

Camara, yang junta Dewan Nasional untuk Demokrasi dan Pembangunan (CNDD) merebut kekuasaan pada Desember 2008 setelah kematian Presiden Lansana Conte yang telah lama menjabat, ditembak dalam upaya pembunuhan yang gagal oleh seorang bekas pembantunya bulan lalu.

Sejak itu Camara, yang dilaporkan PBB bertanggungjawab karena pembunuhan besar-besaran 28 September atas lebih dari 150 pengunjuk rasa pro-demokrasi, telah menerima perawatan medis di Maroko dan belum membuat pernyataan terbuka.

Konate telah mendapat tekanan diplomatik yang meningkat untuk membolehkan peralihan ke pemerintahan sipil dengan ketidakhadiran Camara. Pekan lalu ia menjelaskan Camara akan memerlukan perhatian medis "sementara waktu", isyarat terjelas oleh junta bahwa karir politik Camara yang berumur pendek dapat berakhir.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010