Bandung (ANTARA News) - Tol Cileunyi - Sumedang - Dawuan (Cisumdawu) semakin mendekati realisasi setelah investor asal China menyatakan siap masuk menggarap jalan tol yang menyambung ke Tol Purbaleunyi yang juga dikenal dengan nama Cipularang.

"Pembangunan Tol Cisumdawu segera terealisasi, saat ini sudah ada MoU dengan investor dari China," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Rabu.

Menurut Heryawan, masuknya investor China itu adalah langkah maju bagi pembangunan infrastruktur jalan tol yang akan mengakses dan bersinergi dengan Bandara Internasional Jawa Barat kawasan Aerocity di Kertajati, Kabupaten Majalengka.

Gubernur tidak menyebutkan secara rinci perusahaan atau investor asal Negeri Tirai Bambu itu, namun dia yakin program pembangunan tol tersebut akan segera terlaksana.

"Mereka sudah bersedia menggarap dan berinvestasi di Tol Cisumdawu, namun syaratnya pembebasan lahan dituntaskan oleh pemerintah. Pemprov Jabar sudah menganggarkan untuk pembebasan lahan itu," kata Heryawan.

Proses ganti rugi tanah penduduk yang terkena lahan tol Cisumdawu sendiri sudah mulai dilakukan dan tuntas tahun ini.

"Tol Cisumdawu sangat strategis untuk pengembangan kawasan Jabar bagian Timur, termasuk kemungkinan relokasi industri ke kawasan Aerocity Kertajati. Prospek kawasan itu sangat bagus," kata gubernur.

Investor China ini juga akan membangun tol dalam kota Pasteur - Cicaheum - Cileunyi yang diharapkan bisa mengatasi kepadatan transportasi di Kota Bandung.

"Minat investasi pengusaha dan konsorsium China di Jabar cukup besar. Saat ini konsorsium China tengah menggarap proyek infrastruktur bendungan Jatigede di Sumedang. Diharapkan bisa menanamkan modalnya di beberapa proyek infrastruktur lainnya di Jabar," kata Heryawan.

Sementara itu Deputy Director Import & Export Fair China, Wang Zhiping menyebutkan Jawa Barat khususnya Kota Bandung sangat dikenal dan diminati kalangan pengusaha China.

"Beberapa pengusaha China sudah terlibat dalam beberapa proyek di Jabar, salah satunya di Bendungan Jaditege dan juga dalam pembangunan pembangkit 10.000 MW," kata Wang Zhiping. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010