Sana`a (ANTARA News/AFP) - Pasukan keamanan Yaman telah menewaskan seorang tokoh Al-Qaida di provinsi Shabwa dalam operasi intensif terhadap kelompok tersebut, yang diduga berada di belakang upaya pemboman yang gagal di AS, kata seorang pejabat, Rabu.

"Abdullah Mehdar tewas semalam oleh pasukan keamanan yang telah mengepung rumah tempat ia berada," kata Gubernur provinsi itu Ali Hassan al-Ahmadi kepada wartawan.

Mehdar adalah pemimpin jaringan Al-Qaida di wilayah al-Houta, di provinsi Shabwa, 600 kilometer di sebelah timur ibukota Yaman, Sana`a.

Pasukan keamanan memburu sisa anggota jaringan tersebut, kata al-Ahmadi.

Cabang Al-Qaida di Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan yang gagal pada Hari Natal terhadap satu pesawat AS. Amerika Serikat menuduh kelompok itu melatih tersangka pelakunya, Umar Farouk Abdulmutallab.

Al-Ahmadi mengatakan, Selasa, pasukan keamanan menangkap empat tersangka anggota Al-Qaida, dua di antara mereka cedera dalam baku-tembak.

Satu sumber suku mengatakan 18 tersangka di daerah yang sama berhasil meloloskan diri dari serangan polisi dan melarikan diri ke satu gunung di dekat lokasi baku-tembak.

Pemerintah Yaman telah mengirim balantuan militer selama beberapa pekan belakangan ke beberapa provinsi di Yaman timur saat negara itu meningkatkan perangnya melawan anggota Al-Qaida.

Secara terpisah, dua personil polisi tewas dan empat lagi cedera dalam satu penyergapan oleh beberapa pria tak dikenal yang bersenjata di daerah An-Nuqbah, di Shabwa, kata al-Ahmadi.

Gubernur tersebut pada Ahad mengumumkan puluhan petempur Al-Qaida, termasuk warganegara Arab Saudi dan Mesir yang telah meninggalkan Afghanistan, kini bersembunyi di Shabwa.

Di antara mereka, tambahnya, adalah pemimpin Al-Qaida di Jazirah Arab (AQAP) Nasser al-Wahishi, wakilnya Saeed Ali ash-Shehri dan tokoh agama garis keras AS-Yaman Anwar al-Awlaqi.

Menteri Luar Negeri Yaman Abu Bakr al-Kurbi, Selasa, kembali menyampaikan tawaran untuk mengadakan pembicaraan dengan pengikut Al-Qaida asalkan mereka meletakkan senjata mereka, tapi ia memperingatkan bahwa pemerintah akan memburu mereka jika mereka menampik tawaran itu.

Yaman berkeras negara tersebut dapat menang dalam perang melawan gerilyawan itu tanpa campur-tangan militer AS, tapi banyak pengulas khawatir Yaman tak dapat menanggulangi gerilyawan sendirian saja.

Yaman menghadapi tekanan agar mengendalikan pengikut kelompok garis keras, dan Amerika Serikat serta Inggris telah mengumumkan rencana untuk mendanai Satuan Kontra-Teror di Yaman.

Tetapi Presiden AS Barack Obama telah mengatakan ia "tak memiliki keinginan" untuk mengirim tentara Amerika ke Yaman, atau tetangganya, Somalia.

Tokoh agama Yaman yang berhaluan keras, Abdulmajeed az-Zendani, yang dicap oleh Amerika Serikat sebagai "pelaku teror global", Senin, memperingatkan bahwa setiap campur-tangan militer AS di Yaman untuk memerangi Al-Qaida akan dipandang sebagai pendudukan.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010