London (ANTARA News) - Metode lihat dan rawat dapat menjadi cara sederhana dan murah terhadap pencegahan kanker rahim (serviks) lantaran hanya senilai dua dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp20.000.

Para ilmuwan di Inggris layaknya dikutip Reuters mengemukakan, metode tersebut dapat membantu dokter mencegah 100.000 kematian akibat kanker serviks pada perempuan di negara negara miskin.

Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di negara berkembang, yang hambatan terbesarnya karena minimnya infrastruktur pelayanan kesehatan serta tingginya biaya periksa dan vaksin.

Peneliti di Inggris mengatakan, tinjuan visual menggunakkan asam asetat (VIA) dapat memangkas biaya dibandingkan pemeriksaan untuk human papilomavirus (HPV) atau sel serviks senilai sembilan dolar AS (setara Rp90.000) yang biasa dilakukan di berbagai negara berkembang.

Sekira 300.000 perempuan di seluruh dunia meninggal akibat kanker serviks tiap tahunnya dan lebih dari 85 persen kematian terjadi di negara miskin.

"VIA adalah media yang efektif dan terjangkau untuk mendeteksi dini penyebaran kanker serviks pada wanita di negara berkembang," tutur David McGregor, pimpinan penelitian dari Universitas College London.

Ia mengemukakan pula, "Pasangan yang diuji melalui perawatan sederhana, dapat secara potensial mengurangi angka kematian akibat kanker ini hingga tiga kali, yang berarti menyelamatkan 100.000 wanita setiap tahunnya."

VIA merupakan sebuah tes sederhana melalui pemberian dosis yang sangat kecil dari asam asetat dan di terapkan pada serviks guna mendeteksi dini sel kanker, kemudian kemajuan yang positif pun dapat segera diketahui.

Hal tersebutmerujuk pada metode lihat dan rawat sesuai pernyataan para ahli bahwa metode itu dapat dilakukan pada klinik kecil tanpa peralatan memadai dan laboratorium.

Perusahaan obat Merck & Co dan GlaxoSmithKline membuat vaksin Gardasil dan Cervarix yang berguna mencegah penyebaran HPV, yaitu penyakit yang umum tersebar melalui hubungan seksual dan sekaligus penyebab utama dari penyakit kanker serviks di dunia.

Mereka memiliki data bahwa tidak seperti di negara miskin, yang program pemeriksaan dan vaksinasi serviksnya berkembang untuk melawan HPV, ada kemudahan pemeriksaan dan pemberian vaksin di banyak negara, seperti Afrika dan Asia.

Penelitian jurnal kebidanan dan ginekologi pada komunitas di pedalaman yang terisolir mengungkap bahwa VIA memang manjur, dapat diterima oleh wanita, dan mampu mengurangi angka kematian.

Tetapi, para peneliti itu juga mengimbau, pentingnya kepedulian terhadap pemeriksaan dini untuk meningkatkan partisipasi dalam populasi yang juga menjadi sebuah tantangan. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010