Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA News/Reuters) - Panitia hukuman Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa pada Selasa menambahkan sayap Yaman Al Qaida dan dua pemimpinnya dalam daftar hitam badan dunia tersebut, yang duta Amerika Serikat Susan Rice katakan akan membantu upaya melemahkan kelompok tersebut.

Al Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) dan dua pemimpinnya, Nasir Wahishi dan Qasim Raymi, yang di antara 23 pejuang lolos dari penjara Sanaa pada 2006, kini menghadapi hukuman pembekuan kekayaan di seluruh dunia dan larangan perjalanan, kata Rice.

Amerika Serikat pada Selasa menyebut AQAP kelompok teroris dalam upaya mengurangi bantuan kepada kelompok tersebut, yang dituduh berencana menjatuhkan jet tujuan Detroit pada Natal.

Penetapan sebutan teroris terhadap AQAP dan dua pemimpinnya Nasir Wahishi dan Said Shihri Shihri itu dibuat sesudah Menteri Luar Negeri Hillary Clinton berembuk dengan beberapa pejabat tinggi lain dalam pemerintah Presiden Barack Obama.

"Tindakan itu melarang pembekalan bantuan barang dan senjata kepada AQAP dan termasuk imigrasi terkait pada pembatasan, yang akan membantu membendung aliran keuangan kepada AQAP," kata pernyataan jurubicara Hillary, Philip Crowley.

Tindakan itu juga "memberi departemen kehakiman alat, yang dibutuhkan untuk menuntut anggota AQAP", tambahnya.

Menurut Crowley, kelompok bermarkas di Yaman itu menyatakan berada di belakang sejumlah serangan terhadap sasaran Arab Saudi, Korea, Yaman dan Amerika Serikat sejak kelompok tersebut didirikan pada Januari 2009.

Serangan itu meliputi pemboman jibaku pada Maret terhadap wisatawan Korea Utara di Yaman, upaya pada Agustus untuk membunuh Pangeran Arab Saudi Muhammad Nayif, dan upaya 25 Desember untuk meledakkan pesawat dari Amsterdam ketika pesawat mendarat di Detroit.

Penetapan itu "mencerminkan hanya satu tahap" dari tanggapan pemerintah Amerika Serikat terhadap ancaman AQAP, kata Crowley, dengan menambahkan bahwa Washington meminta pejabat di Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil tindakan sama terhadap kelompok tersebut dan pemimpinnya.

AQAP menyatakan bertanggung jawab atas serangan gagal seorang warganegara Nigeria terhadap pesawat penumpang Amerika Serikat pada Natal.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap kawasan Al Qaida menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang itu.

AQAP pada akhir Desember 2009 menyatakan memberi tersangka warga Nigeria itu "alat canggih" dan mengatakan kepada orang Amerika Serikat bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Pengamat khawatir Yaman runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan pembangkangan di selatan dan serangan Alqaida.

Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara penghasil terbesar minyak dunia.

Sanaa menyatakan pasukan Yaman membunuh puluhan anggota Alqaida dalam dua serangan pada Desember.

Kedutaan Besar Inggris di Sanaa menjadi sasaran rencana serangan jibaku Al Qaida, yang digagalkan petugas keamanan Yaman pada pertengahan Desember 2009.

Selain pemberontakan, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun belakangan.

Warga suku di kawasan miskin Yaman sering melakukan penyanderaan untuk menekan pemerintah agar memberikan bantuan, pekerjaan atau membebaskan warga suku rekan mereka, yang ditahan.

Lebih dari 200 warga asing diculik di Yaman dalam 15 tahun belakangan ini.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010