Teheran (ANTARA News/IRNA-OANA) - Surat kabar Tehran Emrouz, Bahar, Towse`eh, Rouzan, Jahan-e Eqtesad, Ea`temad, Asrar, Jahan-e San`at, Mardomsalari, Arman, Armane-e Ravabet Omoumi, Jomhouri, Poul, Farhikhtegan dan Afarinesh menerima peringatan dari Kantor Kantor Berita dan Media Internal, Rabu.

Menurut wartawan Meja Sunting Sosial di kantor berita Iran, IRNA, harian Tehran-e Emruz, Bahas, Towse`eh dan Jana-e Eqtesad diperingatkan karena menyiarkan reaksi anggota parlemen Ali Motahhari terhadap Esfandiar Rahim Masha`ie, yang dikategorikan sebagai penghinaan terhadap Presiden Republik Islam Iran.

Tindakan itu dilakukan sejalan dengan Lampiran 11 berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pers yang melarang penyiaran desas-desus, kebohongan, atau bahan lain yang menyimpang.

Surat kabar yang sama juga diperingatkan karena melakukan pelanggaran sejalan dengan Pasal 2 Peraturan Pers yang menyatakan "media mesti melakukan upaya dengan tujuan menghapuskan batas kepalsuan di dalam masyarakat dan menahan diri dari beragam kelompok sosial yang berbelit-belit untuk memihak salah satu pihak" sebagai dalil bagi media.

Sementara itu, harian Esttele`aat, Ea`temad, Asrar, Tawse`eh, Rouzan, Mardomsalari dan Bahar diperingatkan karena menyiarkan komentar yang dikeluarkan oleh mantan presiden Sayid Mohammad Khatami di dalam edisi Rabu.

Di dalam pernyataan tersebut, kondisi negara itu digambarkan sebagai kacau dan para pendukung pemerintah secara tersirat dituduh mengganggu persatuan nasional, sejalan dengan Lampiran 11, Pasar 6 dan Lampiran Tunggal berdasarkan Pasal 3 Peraturan Pers yang menyatakan "kecaman konstruktif harus dilandasi logika dan rasio, dan penahanan diri dari penghinaan, penistaan dan pengrusakan".

Sementara itu, di dalam artikel tersebut gambaran tak nyata disajikan mengenai kondisi negeri itu, pelanggaran terhadap ketentuan media sebagaimana dilukiskan di dalam Pasal 2 Peraturan Pers.

Surat kabar Jonhour-ye Eslami, Asrar, Ea`temad, Jahan-e San`at, Jahan`e Eqtesad, Poul, Afrinesh dan Rouzan menerima peringatan kementerian tersebut karena menyiarkan komentar mantan perunding tinggi nuklir Hojjatoleslam Hassan Rowhani di dalam edisi Kamis.

Di dalam surat kabar itu, suasana keamanan negeri tersebut digambarkan sebagai bermasalah dan kebebasan menyampaikan pendapat di Iran tak dijamin.

Sementara itu, gambaran tidak benar mengenai status ekonomi negeri tersebut disajikan, dengan menyampaikan statistik tanpa dasar, sejalan dengan Lampiran 11 berdasarkan Pasal 6 Peraturan Pers dan Lampiran Tunggal berdasarkan Pasal 3 peraturan itu.

Surat kabar Tawse`es dan Jahan-e Eqtesad juga diperingatkan karena menyiarkan artikel di dalam edisi Senin dengan judul "Masha`ie lebih baik tidak mencampuri urusan radional".

Sebagian artikel tersebut berbunyi, "Sangat jelas bahwa presiden yang mulia di dalam predebatan langsung di TV, terutama di dalam tayangan dengan insinyur Mirhossein Mousavi, melicinkan jalan bagi kerusuhan sosial, dan hukum menetapkan bahwa selain memohon permintaan maaf kepada rakyat, yang mulia juga mesti memohon maaf kepadanya."(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010