Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) impor 2010 ditargetkan mencapai Rp102,2 triliun seiring meningkatnya volume dan nilai impor terkait dengan dampak pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA).

"Secara keseluruhan, dampak pemberlakuan ACFTA berpengaruh kepada penerimaan pajak," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Menurut dia, target penerimaan PPN impor tersebut meningkat hampir 100 persen dari realisasi 2009 yaitu sebesar Rp66,3 triliun.

"Kenaikan penerimaan PPN impor ini juga sebagai dampak adanya penurunan penerimaan Bea Masuk (BM) karena ada penghapusan tarif BM sesuai skema ACFTA," ujarnya.

Secara keseluruhan realisasi PPN pada APBN 2010 meningkat dibanding 2009 dan ditargetkan mencapai Rp269,5 triliun. Target penerimaan PPN Dalam Negeri juga ditargetkan mencapai Rp167,4 triliun.

Menkeu juga menambahkan pemberlakuan ACFTA juga berpengaruh positif pada proyeksi laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada 2010 secara agregat.

"Disamping faktor laba bersih, persentase `pay out ratio` atas laba juga menentukan besarnya deviden atas laba BUMN," ujarnya.

Dengan adanya pemberlakuan perjanjian bebas ini, ia menambahkan, BUMN akan dapat memanfaatkan barang modal yang lebih murah ke China.

"BUMN nantinya juga dapat menjual produk ke China dengan tarif yang lebih rendah," ujarnya.

Saat ini, porsi terbesar penerimaan pemerintah atas laba BUMN sebesar 91 persen berasal dari BUMN sektor pertambangan, BUMN sektor jasa keuangan dan perbankan, dan BUMN sektor telekomunikasi.

BUMN tersebut membutuhkan impor barang modal yang cukup signifikan agar dapat menjual sebagian produknya ke pasar China.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010