Johannesburg (ANTARA News/Reuters) - Polisi Kamis menangkap satu dari dua pria yang membuat ancaman melalui televisi bahwa mereka akan membunuh suporter pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.

Wawancara yang ditayangkan eTV akhir pekan lalu menimbulkan kontroversi antara masalah kriminal dan kebebasan pers setelah pihak berwenang meminta wartawan dari stasiun televisi swasta itu mengungkapkan jati diri narasumber mereka.

Seorang pria yang menyiapkan wawancara dengan dua orang pengancam itu ditemukan tewas akhir pekan ini, diduga karena bunuh diri, kata polisi dan eTV.

Dua pria yang dalam wawancara itu menutup wajahnya, mengatakan bahwa mereka akan melakukan perampokan dan pembunuhan selama berlangsungnya Piala Dunia yang diperkirakan akan menarik kedatangan sekitar 450.000 suporter asing itu.

Menurut mereka, rencana tersebut sebagai balas dengan terhadap kolonialisme.

"Unit khusus kami, "Hawk", pagi ini telah menangkap satu dari orang yang mengaku akan melakukan kejahatan itu," kata menteri kepolisian Afsel Nathi Mthethwa dalam sebuah pernyataan.

Polisi, yang melancarkan pencarian besar-besaran setelah wawancara televisi itu, mengatakan bahwa pria itu ditangkap setelah pihaknya mendapat bocoran informasi.

Pria tersebut akan didakwa karena melakukan intimidasi dan memicu kerusuhan, dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara.

Mthethwa, yang didukung oleh partai berkuasa ANC dan komisioner polisi Behki Cele, mengecam eTV karena menayangkan wawancara tersebut. Namun pihak televisi itu membela programnya yang menurut mereka sebagai kerja jurnalistik investigasi yang bukan untuk mendukung kejahatan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010