Jakarta (ANTARA News) - Salahuddin Wahid atau Gus Solah bersama dengan korban Lumpur Lapindo Sidoarjo membuka festival film lingkungan South to South (StoS) III 2010 yang berlangsung di Goethe Institut, Jakarta, Jumat malam.

Gus Solah mengatakan sudah saatnya masyarakat lebih serius untuk memperhatikan lingkungan hidup untuk kebaikan dan keselamatan hidup masyarakat sendiri.

Festival film StoS yang berlangsung tiga hari dibuka dengan pemutaran dua film yaitu film Pembuka "Anak-Anak Lumpur" dan "The Age of Stupid".

Film "Anak-Anak Lumpur" yang berdurasi 23 menit karya Danial Rifki itu menceritakan kondisi anak-anak korban lumpur Lapindo.

Korban lumpur Lapindo yang pada Mei 2010 telah menderita selama empat tahun mengakibatkan sekitar 70 ribu orang mengungsi, 12 ribu rumah tenggelam, hampir 800 ha sawah rusak dan ribuan orang kehilangan mata pencaharian.

Film tersebut menggambarkan ratusan anak-anak korban lumpur Lapindo yang terpaksa putus sekolah karena sekolah mereka yang tertutup lumpur dan orang tua mereka yang tidak bisa lagi membiayai sekolah.

Salah seorang anak korban lumpur Lapindo, Wawan (12) mengatakan banyak temannya yang tidak lagi bersekolah.

"Bahkan saat ini banyak mereka tak lagi bisa bersekolah karena bapak ibunya tak memiliki uang," kata Wawan, yang datang bersama temannya, Yogi.

Sedangkan film "The Age of Stupid" menceritakan tentang aktivitas manusia dari seluruh dunia yang tidak ramah lingkungan.

Film berdurasi 89 menit itu dibuat menyambut KTT ke-15 Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark pada Desember 2009.

Pembukaan festival film StoS yang ketiga kalinya digelar ini juga dibuka oleh penampilan band "ASAP Orbit To Planet 99" dengan genre musik baru bernama "Rock-Lung".

Band ini mengawinkan alat musik tradisional bambu - angklung dengan musik rock. berkonsep Indonesia yang memadukan entertaiment, teknologi dan etnik.

StoS yang digelar di Goethe Institut dan Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) juga menampilkan pameran foto bertema "Kita Peduli".

Foto-fotonya diharapkan menginspirasi para pengunjung tentang apa yang bisa mereka lakukan untuk menunjukkan kepedulian pada lingkungan sekitar.

Foto yang dipamerkan adalah hasil karya Komunitas Fotografi Bogor (KFB), Kalacitra UIN dan Scraff Universitas Sahid Jakarta.

StoS digelar oleh koalisi berbagai LSM lingkungan seperti Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia), Jatam (Jaringan Advokasi Tambang), Oxfam Internasional, Kiara (Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan) dan sebagainya.

Koordinator Nasional JATAM, Siti Maemunah mengatakan StoS bertujuan menghubungkan publik perkotaan dengan warga di kawasan-kawasan eksploitasi sumber daya alam melalui film dan media visual lainnya.

"Harapan digelarnya StoS adalah agar publik bertanggung jawab terhadap gaya hidupnya dengan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan," katanya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010