Surabaya (ANTARA) - Seorang anak muda asal Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, Amira Widya Damayanti (23), sukses menunjukkan prestasinya di bidang akademik.

Lulusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) tersebut, bahkan mendapat tawaran dari berbagai kampus top dunia untuk melanjutkan studi tingkat magisternya.

Setelah lulus dari kampus UI, setidaknya Amira berhasil diterima di lima kampus Top 100 Dunia, mulai dari Negeri Kanguru Australia, UK (Inggris), hingga Eropa, pada program studi manajamen dan pembangunan.

Prestasinya yang luar biasa dalam mencatatkan prestasi mengantarkan dia pada lulusan dengan predikat cumlaude. Prestasi itu diperoleh lewat ketekunan belajar sembari tidak lupa terlibat dalam memperjuangkan perubahan sosial positif semasa kuliah, dengan keterlibatannya mengikuti kompetisi bisnis dan rekomendasi kebijakan.

Kemudian, anak kedua dari tiga bersaudara ini sempat magang mandiri di perusahaan ternama, hingga memimpin di organisasi, membuatnya dihadapkan pada dilema yang tak pernah diduganya, yakni memilih kampus terbaik dari yang terbaik di tingkat internasional.

Meskipun berasal dari daerah, kondisi itu tidak menghalangi Amira bermimpi tinggi untuk mencoba melangkahkan kakinya ke kancah luas atau global.

Lahir dan tumbuh besar di kawasan terdampak bencana Lumpur Lapindo di Sidoarjo mengantarkan Amira untuk memiliki kesadaran yang kuat akan pentingnya menjaga lingkungan dan mengatasi masalah ketidakadilan sosial di masyarakat.

Kisah pribadinya itu pada akhirnya membangun semangatnya untuk berkontribusi dalam mewujudkan perubahan positif pada isu-isu sosial dan lingkungan semasa studinya di Kampus Kuning UI.

Selain tekun belajar di bangku kuliah, Amira juga aktif menginsiasi berbagai kegiatan dan mengadvokasi isu-isu kemanusiaan serta alam, khususnya sewaktu masa baktinya memimpin Bidang Sosial Lingkungan pada organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Tahun 2022.

Ia bahkan tercatat berhasil menelurkan program pertama di BEM UI dengan skala internasional, yang menyasar pada isu pembangunan berkelanjutan, yakni "UI SDGs Summit" yang ditujukan sebagai wadah untuk menggalang ide-ide inovatif di kalangan mahasiswa lintas universitas dalam mendorong implementasi pembangunan berkelanjutan yang berorientasi pada nilai-nilai ekonomi, sosial, dan pada isu mengenai upaya pelestarian lingkungan.

"Saya sangat berharap hal ini mampu mendorong pembangunan berkelanjutan di Tanah Air, tidak hanya berhenti di sini (studi di UI), tetapi juga melalui kesempatan yang akan saya dapatkan di panggung internasional. Saya bermaksud untuk belajar di luar negeri dan membawa pulang pengalaman serta pengetahuan baru yang lebih kaya, guna lebih berkontribusi bagi kemajuan tanah kelahiran saya," ujar Mira.

Dedikasi Amira dalam memajukan pembangunan berkelanjutan terlihat dalam kerja kolaboratifnya, terutama selama pengalamannya di Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

Meskipun jauh dari daerah asalnya di Jawa Timur, Amira tetap berkomitmen dan berupaya mendorong pembangunan di daerah kelahirannya, seperti melalui program Gerakan UI Mengajar Angkatan 12 yang berlangsung selama 30 hari penuh pada awal tahun 2023 lalu menyasar pendidikan dasar di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.

Upaya pembangunan kolaboratif yang diinisiasinya membuat semakin diyakini bahwa Amira akan menjadi pemimpin masa depan menjanjikan dalam memajukan pembangunan berkelanjutan di Tanah Air sebagai tanah kelahirannya.

Tak berhenti sampai di situ, sebagai putri daerah Sidoarjo, Amira sebelumnya tak pernah sekalipun bermimpi untuk bisa melanjutkan studi di luar negeri.

Bagi dia, kuliah di UI saja sudah dianggapnya sebagai mimpi yang terlalu tinggi, meski pada akhirnya dia bisa membuktikan diri untuk diterima, bahkan berhasil lulus dengan capaian yang baik.

Dengan latar belakang ini, Amira juga pada akhirnya banyak menghabiskan masa kuliahnya dengan aktif terlibat dan memimpin program-program kerelawanan, seperti Gerakan UI Mengajar (GUIM) yang berfokus pada pendidikan sekolah dasar di daerah pelosok serta rumah belajar (rumbel) yang menyediakan pendidikan tambahan gratis untuk anak-anak di sekitar Kampus UI dan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Setelah lulus dari UI, ia tak lupa akan almamaternya. Amira juga masih menerima panggilan untuk turut terlibat pada program-program pengabdian masyarakat yang diinisiasi oleh civitas akademika UI.

"Meluaskan aksesibillitas pendidikan juga sama artinya dengan menumbuhkan inspirasi agar kita berani bermimpi tinggi serta mendorong anak bangsa untuk dapat berkarya, terlepas darimana pun kampung asalnya," katanya.

Diterimanya Amira di berbagai kampus top dunia, termasuk di antaranya adalah University of Melbourne, kampus terbaik di Australia dan top 15 global, merupakan pengakuan akan keunggulan akademik dan potensinya dalam kancah internasional.

Atas peluang itu, Amira hanya mengucapkan syukur dan menyikapi dengan penuh antusias, apalagi kesempatan untuk melanjutkan studi di lingkungan yang, bahkan, tidak berani dia mimpikan sebelumnya.

Amira berambisi untuk terus mengembangkan diri serta berperan aktif dalam membawa dampak positif yang lebih besar bagi dunia.

Dengan kesempatannya untuk melanjutkan studi di luar tanah kelahirannya ini, Amira bermimpi dapat menciptakan kontribusi lebih luas lagi dan turut menjadi aktor yang sedikitnya ikut turut terlibat dalam mewujudkan mimpi Indonesia Emas 2045.

AMira kemudian mengingatkan kaum muda-mudi di Tanah Air untuk tidak pernah takut bermimpi. "Berkaryalah dan jadilah berdaya, kemudian tak lupa untuk berdayakan sekitarmu." pesan Amira.

Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, Amira memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang berpengaruh dalam memajukan bangsa Indonesia.

Pencapaiannya luar biasa menjadikan kisah Amira diharapkan mampu menjadi kisah inspiratif dan motivasi bagi generasi muda Indonesia yang bercita-cita tinggi.

Melalui kerja keras, ketekunan, dan semangat, ia telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin untuk dicapai. Semua memiliki peluang sama, asalkan dijalani dengan kerja keras dan pantang menyerah.
 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024