Bandung (ANTARA News) - Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung (RSMC) dan Singapore National Eye Centre (SNEC) melakukan kerjasama dalam bidang penelitian, pelatihan dan pertukaran pengalaman klinis terkait dengan perkembangan jenis-jenis penyakit dan cara penanggulangannya.

Direktur Utama RS Mata Cicendo, M Kautsar Boesoirie saat "Inauguration Cicendo Eye Hospital-Singapore National Eye Centre Joint Scientific Meeting" di Bandung, Sabtu, menuturkan edukasi ilmu kesehatan untuk para dokter spesialis mata dan residen Ilmu Kesehatan Mata khususnya dibidang penyakit kornea dan katarak dilakukan karena SNEC memiliki banyak peneliti.

"Akibat minimnya jumlah peneliti kesehatan mata di Indonesia maka kami melakukan pertukaran informasi dengan SNEC untuk menggali ilmu lebih dalam lagi dari mereka karena masyarakat Indonesia dan Singapura memiliki persamaan karakteristik pada bentuk mata dan korneanya," ujarnya.

Selama ini, dokter di Indonesia seringkali menimba ilmu dari para peneliti dari Amerika ataupun Eropa padahal sesungguhnya karakteristiknya sangat berbeda."Metode pengobatannya sama karena seluruh pengobatan dan penanganan operasinya menggunakan teknologi tinggi," katanya.

"Sedangkan bagi SNEC kemampuan dokter Singapura melakukan operasi katarak dalam jumlah besar merupakan hal yang tidak pernah mereka lakukan karena jumlah penduduk yang jauh lebih kecil dibandingkan negara kita," katanya.

Ketika ditanyakan alasan utama SNEC bekerjasama dengan RSMC, Direktur Medis dan Kepala Unit Kornea Singapore National Eye Centre, Donald T H Tan menjelaskan sebagai rumah sakit yang sama-sama bertaraf nasional maka hal tersebut yang menjadi pertimbangan pertama.

"Kami sama-sama berasal dari rumah sakit nasional dan memiliki tujuan memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat," katanya.

Selain itu, pertukaran informasi mengenai teknologi terbaru dalam penanganan katarak dan transplantasi kornea yang semakin canggih membuat kedua pihak harus saling berinteraksi satu sama lain.

"Hal ini dikarenakan banyaknya pasien dari Indonesia yang datang ke Singapura dan begitu juga sebaliknya sehingga kerjasama ini penting untuk menyelaraskan kualitas," katanya.

Ketika ditanyakan teknologi yang telah dimiliki RSMC untuk penanganan kesehatan mata, Tan menjelaskan peralatan yang digunakan hampir sama namun karena teknologi cepat berganti maka petukaran informasi harus lebih sering dilakukan.

Menurut Kautsar dan Tan, katarak merupakan penyakit yang diidap masyarakat dengan jumlah yang tinggi. "Hampir diseluruh negara dimanapun berada, katarak merupakan penyakit nomor satu untuk mata," ujar Tan.

Namun, lanjut Kautsar, orang Asia khususnya Asia Tenggara baru memeriksakan dirinya setelah matanya sudah tidak awas atau kataraknya tebal. "Sedangkan masyarakat Eropa, Amerika atau Inggris mereka sejak dini telah memeriksakan dirinya sehingga penanganannya segera dilakukan," katanya.

Acara "Inauguration Cicendo Eye Hospital-Singapore National Eye Centre Joint Scientific Meeting" dilaksanakan dalam rangka ulang tahun Rumah Sakit mata Cicendo ke-101 yang jatuh pada 23 Januari dan akan berakhir pada 24 Januari 2010.(*)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010