Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog membantah telah menyalurkan beras dengan kualitas buruk untuk rakyat miskin (Raskin) karena jenis beras tersebut sesuai dengan yang ditentukan dalam Inpres nomor 7 tahun 2009.

Berdasarkan Inpres tentang perberasan itu, beras untuk operasi pasar maupun program Raskin adalah jenis medium, kata Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Selasa.

"Dengan demikian memang ada kualitas-kualitasnya," katanya di sela peninjauan proses bongkar gula impor itu di Pelabuhan Tanjung Priok.

Dia mengakui, beras medium kualitasnya di bawah beras premium, namun bukan berarti yang disalurkan untuk operasi pasar dan Raskin tidak memenuhi standar seperti diatur dalam Inpres no 7 tahun 2009.

Menurut dia, pihaknya tidak pernah memperbolehkan penyaluran beras yang tidak layak konsumsi untuk Raskin maupun operasi pasar.

Menyinggung penyaluran beras dalam program Raskin, menurut Sutarto, sampai sekarang sudah disalurkan 100 ton, sedangkan untuk operasi pasar 200 ton.

Program Raskin 2010 menetapkan penyaluran 13 kg per rumah tangga sasaran (RTS) per bulan selama 12 bulan, tetapi pemerintah telah mengusulkan agar ditambah menjadi 15 kg per bulan per RTS.

Stok beras Bulog sekarang sekitar 1,6 juta ton diluar beras untuk Raskin dan operasi pasar, serta 500 ribu ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Menanggapi kemungkinan beras operasi pasar disalurkan secara langsung ke konsumen, Dirut Bulog menyatakan hal itu bisa saja dilakukan.

Selama ini, lanjutnya, jika beras untuk operasi pasar disalurkan melalui pedagang, maka Bulog menjual seharga Rp5.230/kg namun kalau langsung ke konsumen menjadi Rp5.500/kg.
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010