Boyolali (ANTARA News) - Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR Tjahjo Kumolo, Rabu mengatakan fraksinya mencurigai indikasi kompromi dalam pengambilan keputusan nanti, jika kasus Bank Century tidak segera diselesaikan, bahkan jika berlarut-larut.

Fraksi PDIP jelas akan kalah, jika terjadi keputusan politik melalui voting di DPR dan koalisi besar yang menang, kata Tjahjo Kumolo, usai membuka Rakercabsus-Konfercab DPC PDIP Boyolali, di Boyolali, Rabu.

Namun, kata Tjahjo, apakah Pansus atau panitia angket kasus Bank Century yang terbuka tersebut akan berani mengambil keputusan, tentunya mereka tidak berani.

"Bagi partainya adanya indikasi kompromi itu jelas wajar," katanya seraya mengingatkan kemungkinan reputasi DPR hancur jika hal itu terjadi.

Dia menjelaskan, jika keputusan Pansus Bank Century menemukan indikasi tindak pidana, maka Pansus sebaiknya menyerahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Kejaksaan.

Menyinggung sikap PDIP jika terjadi kompromi dalam pengambilan keputusan Pansus Bank Century, Tjahjo menyatakan, PDIP bersama seluruh rakyat Indonesia akan menunjukkan hal yang sebenarnya.

Dia menjelaskan, Pansus tidak akan membuat kesimpulan dengan indikasi mengorbankan siapapun, melainkan siapa bersalah dan bertanggung jawab atau kasus itu.

"Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) hanya diputuskan oleh Boediono-Sri Mulyani".

Menurut dia, kasus Bank Century sangat ironis karena dari data hasil KSSK, semua jawaban pejabat BI simpang siur.

"Kami menolak, jika ada istilah dikorbankan. Tapi, yang salah harus berkorban," tegasnya.

Menurut Tjahjo, sebaiknya seluruh dewan gubernur termasuk direktur-direktur yang terkait diberhentikan dan DPR memilih kembali melalui uji kelayakan.

Dia uga mendesak KPK cepat mengambilalih penyelidikan kasus Bank Century karena dari hasil penelusuran Pansus sudah terlihat indikasi pelanggaran hukum dan penyalahgunaan wewenang.(*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010