New York (ANTARA News/AFP) - Saham-saham AS berakhir naik pada Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB) di tengah tanda-tanda tidak ada pengetatan kebijakan moneter segera oleh Federal Reserve, dan jelang pidato kenegaraan Presiden Barack Obama.

Dow Jones Industrial Average "rebound" (berbalik naik) dari kerugian awal, meningkat 41,87 poin (0,41 persen) pada akhir perdagangan menjadi 10.236,16.

Indeks komposit Nasdaq naik 17,68 poin (0,80 persen) menjadi 2.221,41 sementara indeks Standard & Poor`s 500 naik 5,33 poin (0,49 persen) ke penutupan sementara 1.097,50.

Pasar merangkul kembali kerugiannya setelah badan pembuat kebijakan Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan kebijakan stimulus moneternya tak berubah Rabu dan mengatakan pihaknya memperkirakan untuk terus mempertahankan suku bunga "sangat rendah" untuk jangka waktu yang panjang untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Andrew Fitzpatrick dari Hinsdale Associates mengatakan reaksi pertama adalah untuk menjual, tapi pasar naik setelah mencerna pernyataan Fed karena tidak ada tanda-tanda menaikkan suku bunga atau menarik kembali stimulus.

"Ketika Anda melihat pernyataan yang sebenarnya, itu sangat berbahaya bagi pasar. Anda tidak memiliki berita di sini, itu lebih atau kurang non-event dan memberikan sebuah pasar kesempatan terlalu berpikir kami bisa menjaga pemulihan yang terjadi," katanya.

"Jadi saya pikir itu umumnya positif."

Keputusan FOMC termasuk satu perbedaan pendapat, sebuah keberangkatan dari pertemuan baru-baru ini, dengan Presiden Fed Kansas City Thomas Hoenig percaya bahwa "ekspektasi suku bunga sangat rendah federal fund untuk periode yang diperpanjang tidak lagi diperlukan," kata pernyataan itu.

Para analis mengatakan perbedaan pendapat menimbulkan pertanyaan mengenai apakah Fed bergerak menuju apa yang disebut strategi keluar dari kebijakan luar biasa yang ditujukan meredam guncangan ekonomi dari resesi.

Pasar juga menunggu pidato kenegaraan Obama Rabu malam ketika ia diperkirakan memberikan bagan yang lebih "memberikan penuh harapan" masa depan Amerika yang terampas ekonominya dan berusaha untuk menyelamatkan rencana ambisius untuk reformasi.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010