Jakarta (ANTARA News) - Institute for Development of Economic and Finance (Indef) memperkirakan ekonomi Indonesia 2010 tumbuh 5,3 persen, sedikit lebih rendah dari target yang ditetapkan pemerintah 5,5 persen.

"Pemulihan ekonomi global yang masih perlahan di tahun 2010 tidak bisa banyak dinikmati Indonesia dengan rasio ekspor yang rendah dan nilai tambah yang minim," kata Direktur Indef Ikhsan Modjo dalam Economic Outlook 2010 di Jakarta, Kamis.

Ia mengemukakan, dalam iklim yang masih rentan terhadap proteksionisme perlu adanya terobosan penetrasi yang kuat.

Ia menambahkan, pihaknya memperkirakan inflasi akan berada pada level 4,7 persen dan nilai kurs rupiah berada pada rata-rata setahun 9.200 per dolar AS.

"Inflasi mulai meningkat seiring dengan gerak kegiatan produksi domestik," katanya.

Selain itu, gangguan panen yang biasa terjadi pada awal tahun diperkirakan akan berlanjut, sehingga tekanan terhadap harga juga akan terjadi setidaknya sampai dengan awal semester dua tahun depan.

Sementara itu, arus modal masuk masih akan berjalan perlahan karena kebutuhan modal di negara asal masih tinggi dan kehati-hatian dalam menjalankan investasi.

"BI kami perkirakan akan tetap menjaga suku bunga acuan dengan mendasarkan spread (selisih) yang cukup besar dengan suku bunga acuan di luar negeri," katanya.

Ia memperkirakan untuk SBI (Sertifikat Bank Indonesia) tiga bulan pada 2010 berada di level enam persen.

Sedangkan kemiskinan menurut Indef turun dari 14,15 persen pada 2009 menjadi 13,4 persen di 2010 dan pengangguranpun diperkirakan menurun dari 8,6 persen pada 2009 menjadi 8,2 persen di 2010.

Menurut dia, penurunan kemiskinana seiring dengan program pengentasan kemiskinan seperti BOS (bantuan operasional sekolah), PKH (program keluarga harapan) dan PNPM (program nasional pemberdayaan masyarakat).

Selain itu, meningkatnya tenaga kerja di sektor pertanian dan makanan karena diberlakukannya pasar bebas dengan beberapa negara.

"Sehingga perbaikan ekonomi juga memberikan dampak yang terasa pada kalangan ekonomi lemah yang rentan," katanya.*
(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010