Surabaya, 28/1 (ANTARA) - Seorang suporter Persebaya Surabaya, Catur Oktavianto (24) meninggal dunia di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Kamis, setelah mengalami kritis selama satu minggu akibat terjatuh dari atap KA Pasundan jurusan Bandung.

"Dia terluka parah di bagian pinggang atau tulang rusuknya dan kondisinya kritis sejak masuk rumah sakit," kata ayah almarhum Catur Oktavianto, Hamid, saat ditemui wartawan di rumahnya Gunungsari Trem I Surabaya.

Menurut informasi, Catur Oktavianto bersama rombongan suporter Persebaya lainnya naik KA Pasundan pada Kamis (21/1) sore, guna mendukung timnya berlaga melawan tuan rumah Persib Bandung, Sabtu (23/1).

Korban yang saat itu naik di bagian atap KA Pasundan, tubuhnya terbentur tiang rambu saat kereta masih berada di sekitar Stasiun Kletek, Sepanjang, Sidoarjo dan langsung terjatuh dengan luka cukup parah. Korban kemudian dilarikan ke RSUD Dr Soetomo untuk mendapat perawatan.

Kondisi lukanya yang sangat parah, membuat korban mengalami kritis selama satu minggu dan akhirnya meninggal dunia.

Catur merupakan suporter Persebaya ketiga yang meninggal dunia saat akan berangkat dan pulang mendukung timnya ke Bandung. Sebelumnya, dua suporter "Green Force" dilaporkan meninggal dunia dengan kasus yang sama.

Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar menyatakan berduka cita atas meninggalnya suporter tersebut dan meminta seluruh pendukung Persebaya untuk mawas diri dan lebih berhati-hati saat akan memberi dukungan kepada timnya.

"Kami turut prihatin dan berduka. Kejadian ini harus menjadi pelajaran bagi seluruh suporter agar ke depan lebih berhati-hati dan tidak ceroboh," katanya.

Terkait terjadinya aksi kerusuhan yang dilakukan suporter Persebaya di Solo, Saleh Mukadar mengatakan tindak yang dilakukan suporter Surabaya tersebut, dipicu ulah oknum suporter lain yang lebih dulu melakukan pelemparan batu.

"Saya sudah dapat laporan dan bukti-bukti foto dari kejadian tersebut. Ada beberapa oknum suporter berbaju biru dan merah yang melakukan pelemparan ke arah suporter Persebaya lebih dulu. Saya menduga ada konspirasi untuk menjelek-jelekkan suporter Persebaya dari kejadian itu," katanya.

Saleh Mukadar menambahkan, pihaknya telah membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk mengusut kejadian di Solo tersebut, sebagai upaya untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. "Kami tidak ingin terus-menerus dipojokkan," tegasnya. (*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010