Kabul (ANTARA News/Reuters) - Pasukan pimpinan NATO menembak mati seorang penduduk Afghanistan di Kabul, ibu kota negara itu, pada Kamis, kata persekutuan tersebut dan pejabat Afghanistan, yang memicu unjukrasa di luar pangkalan tentara Amerika Serikat di kota itu.

Kementerian Dalam Negeri Afghanistan menyatakan pria itu ditembak sekitar pukul 08.00 (10.30 WIB) oleh iringan tentara dari Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di Afghanistan.

"Karena berpikir dia tersangka, mereka melepaskan tembakan dan dia luka. Sesudah dibawa ke rumah sakit, dia meninggal akibat lukanya. Sesudah berbicara dengan ISAF, mereka menyatakan sudah melakukan kesalahan," kata Zemarai Bashary, juru bicara kementerian dalam negeri.

Dalam pernyataannya, ISAF memastikan satu penduduk dibunuh salah satu dari iringannya, tapi tidak merinci tentang kejadian itu atau kebangsaan iringan tersebut, selain menambahkan bahwa peristiwa itu sedang diselidiki.

Penembakan memicu unjukrasa di luar markas Phoenix, salah satu pangkalan terbesar asing di Kabul.

Pada awal pekan ini, pembom jibaku meledakkan diri di dekat markas Phoenix, melukai delapan tentara Ameriia Serikat.

Korban di kalangan penduduk adalah sumber utama ketegangan di antara rakyat Afghanistan dengan lebih dari 110.000 tentara asing di Afghanistan untuk memerangi perlawanan Taliban, yang mencapai tingkat tertinggi kematian rakyat da tentara asing pada 2009.

Mengurangi korban di kalangan penduduk oleh tentara asing dan melindungi penduduk adalah tugas utama siasat lawan-pemberontakan ISAF di Afghanistan.

Tapi, sejumlah kejadian pada tahun lalu melibatkan serangan udara ISAF di pedesaan Afghanistan, yang mengakibatkan sejumlah besar penduduk terbunuh, mencemari usaha mengurangi korban di kalangan penduduk.

Kematian penduduk di tangan tentara asing memicu ketidakpercayaan di antara rakyat Afghanistan, pemerintah dan tentara Amerika Serikat serta NATO, kendati kebanyakan kematian seperti itu disebabkan oleh siasat pejuang, seperti, bom rakitan.

Sekitar 113.000 tentara di bawah kepemimpinan NATO dan Amerika Serikat melawan perlawanan meningkat pejuang gerakan Taliban, yang bersatu kembali sesudah digulingkan dari pemerintah dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001.

Pihak berwenang Afghanistan pada ahir Desember 2009 menyatakan menyelidiki laporan tentang warga tewas akibat serangan udara NATO, sementara terjadi unjukrasa lagi menyangkut kematian 10 orang tidak bersenjata.

Penyelidikan dilakukan menyangkut laporan tentang sembilan warga tewas akibat serangan udara NATO di dekat kota Lashkar Gah di propinsi Helmand, Afghanistan selatan, beberapa hari sebelumnya.

Kepekaan akan korban di kalangan rakyat oleh gerakan NATO atau pasukan pimpinan Amerika Serikat merusak hubungan antara Presiden Afghanistan Hamid Karzai dengan pendukungnya di pasukan asing.

Warga desa Afghanistan, yang marah dan turun ke jalan pada pekan lalu, menyatakan penduduk tewas akibat serangan tentara Afghanistan dan NATO, tapi pasukan mengatakan yang gugur adalah pejuang.

ISAF menyatakan menewaskan empat pejuang, termasuk seorang laki-laki berusia 15 tahun dalam gerakan di daerah Qarabagh di propinsi Ghazni pada malam sebelumnya.

"Saat melancarkan gerakan, seorang pemuda kira-kira berumur 15 tahun menunjukkan maksud bermusuhan dan memegang senjata seorang tentara. Dia ditembak dan tewas," kata pernyataan sekutu itu.

Tapi, sekitar 50 warga desa geram membawa lima peti mati ke kota Ghazni, ibukota propinsi itu, menegaskan bahwa tiga di antara yang tewas adalah penduduk, termasuk dua anak-anak di bawah tujuh tahun.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010