Jakarta (ANTARA News)- Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Jumat pagi merosot 40 poin menjadi Rp9.360-Rp9.370 per dolar, karena pelaku pasar mencari untung, setelah hari sebelumnya mata uang Indonesia mengalami kenaikan cukup tajam.

Analis Valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan, pasar cenderung didominasi aksi lepas rupiah, karena pelaku ingin merealisasikan keuntungan setelah mata uang lokal itu menguat.

"Kami memperkirakan rupiah masih akan terkoreksi sehingga posisinya terus mendekati angka Rp9.400 per dolar," ucapnya.

Rully Nova mengatakan, aksi lepas rupiah diperkirakan masih berlanjut hingga sore, karena dari pasar internal masih belum muncul faktor pendukung pasar.

Apalagi aksi demo mahasiswa yang terjadi pada hari kemarin masih menimbulkan kekhawatiran apakah aksi itu akan berlanjut, ucapnya.

Menurut dia, posisi rupiah saat ini dinilai masih cukup baik, namun apabila terpuruk hingga mendekati angka Rp9.500 per dolar, maka Bank Indonesia (BI) kemungkinan akan segera turun.

BI akan masuk pasar apabila rupiah terus mendekati angka Rp9.500 per dolar, karena bila sampai di level tersebut maka kemerosotan rupiah kemungkinan berlanjut, ucapnya.

Rupiah, lanjut dia sejak dua pekan lalu masih diselimuti oleh tekanan negatif pasar sehingga mendekati angka Rp9.400 per dolar, padahal sebelumnya sempat mencapai angka Rp9.160 per dolar.

"Kami optimis rupiah masih akan menguat apabila faktor positif dari pelaku asing muncul di pasar," katanya.

Menurut dia, tekanan pasar yang terjadi saat ini, karena gejolak politik yang masih tak menentu akibat aksi demo mahasiswa dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Apabila semua gejolak dapat diredam kemungkinan pasar uang, khususnya rupiah akan kembali membaik," ujarnya. (*)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010