Sapporo (ANTARA News/Kyodo-OANA) - Sebanyak 20 tanda bekas tembakan ditemukan di lambung dua kapal nelayan Jepang yang kembali ke satu pelabuhan Hokkaido, kata penjaga pantai Jepang.

Kedua kapal ikan Jepang itu ditembaki helikopter penjaga pantai Rusia di perairan pulau-pulau yang dipersengketakan kedua negara.

Kantor berita Rusia "Itar-Tass" melaporkan para penjaga perbatasan Rusia telah mengakui bahwa mereka melepaskan tembakan terhadap kapal-kapal tersebut di lepas pantai Pulau Kunashiri.

Adanya pengakuan itu telah membenarkan laporan-laporan Jepang tentang insiden tersebut sehari sebelumnya.

Penjaga Pantai Jepang menyatakan, ditemukan 15 bekas tembakan di satu kapal dan lima lagi di kapal lainnya. Kapal-kapal seberat 19 ton dengan 19 orang awak kapal itu kembali ke pelabuhan Rausu di bagian timur Hokkaido Jumat malam.

Di Tokyo, Direktur Jenderal Urusan Eropa Kementerian Luar Negeri Jepang, Yasuaki Tanizaki, mengeluarkan nota protes kepada Duta Besar Rusia untuk Jepang Mikhail Bely atas insiden tersebut.

Ia mengatakan kapal-kapal tersebut beroperasi di wilayah yang benar.

Otoritas Jepang di Hokkaido mengatakan Sabtu pagi bahwa penembakan kapal yang tak bersenjata itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun.

Itar-Tass yang mengutip sumber-sumber di Departemen Pengawal Pantai Sakhalin, Dinas Keamanan Rusia, menyatakan bahwa kedua kapal tersebut "mengabaikan perintah berhenti untuk diperiksa".

Kapal-kapal itu kemudian ditembak setelah dilakukan penembakan peringatan "supaya berhenti" pada pukul 13.20 Jumat waktu Sakhalin.

Kementerian Luar Negeri Jepang dan pemerintah setempat di Hokkaido, Jumat, mengatakan, sebuah helikopter penjaga perbatasan Rusia menyerang kapal-kapal tersebut dengan bom mirip bom suar.

Laporan Itar-Tass dalam versi Inggris tidak menyebutkan berapa banyak tembakan yang dilepaskan.

Para pejabat pemerintah Hokkaido mengatakan insiden tersebut terjadi ketika kapal-kapal itu bersiap kembali ke pelabuhan setelah mencari ikan di kawasan itu.

Berdasarkan "kerja sama", kapal-kapal Jepang diizinkan mencari ikan setelah mereka membayar pengutan kepada pihak Rusia.

"Mereka tidak melakukan pelanggaran dan kami berniat memprotes insiden itu melalui pihak-pihak terkait," kata Katsuhiro Tanaka, pejabat di koperasi perikanan Rausu.

Menurut dia, sistem pelacakan satelit menunjukkan kedua kapal itu tidak melenceng dari kawasan perairan yang ditetapkan.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010