Jakarta (ANTARA News) - Pengembangan kawasan pangan dalam skala luas atau "food estate" di Kabupaten Merauke, Papua diperkirakan memerlukan investasi sekitar Rp50 triliun hingga Rp60 triliun.

Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Rabu malam, mengatakan, saat ini sudah ada 36 investor asing mau pun dalam negeri yang siap untuk menanamkan modalnya untuk pengembangan "food estate" tersebut.

"Dana investasi sebesar itu paling tidak bisa digunakan untuk pengembangan infrastruktur dan sarana investasi bagi para pemodal di Merauke," katanya di sela-sela diskusi "Blak-blakan Soal Ketahanan Pangan" yang diselenggarakan di Wisma ANTARA.

Menurut dia, masalah infrastruktur seperti pelabuhan, pasar, jalan, energi, dan pergudangan sangat penting. Sedangkan untuk lahan, air, pupuk, dan lain-lain bisa mudah dipenuhi di Merauke.

"Untuk itu kita butuh para investor besar dibutuhkan untuk masuk duluan," katanya.

Dikatakannya, komoditas yang paling cocok untuk ditanam di Merauke adalah tebu dan padi, selebihnya kedelai dan jagung bisa ditanam pada musim kering.

Potensi lahan yang bisa disediakan oleh Merauke bisa mencapai minimal 1,2 juta hektare dalam waktu panjang. Saat ini sudah ada 500.000 hektare yang sudah siap ditanami.

Saat ini, tambahnya, sudah ada 36 investor yang siap masuk terutama dari dalam negeri sedangakan 28 investor sisanya asing.

Bayu menyatakan beberapa investor asing yang siap masuk antara lain adalah dari Timur Tengah, Jepang, Brazil, Amerika Serikat, dan Eropa untuk pengembangan lahan padi, tebu, kedelai, dan lain-lain.

Menurut dia, rencananya "food estate" Merauke akan diluncurkan secara resmi oleh pemerintah pada 12-13 Februari 2010.

Peluncuran Merauke sebagai "food estate", tambahnya, sebenarnya dijadwalkan sebelum 1 Februari 2010 namun karena terkendala cuaca maka diundur menjadi pertengahan Februari 2010.

Pengembangan kawasan Merauke Papua sebagai "food estate" akan memberikan kontribusi tambahan kepada produksi padi dan gula nasional hingga jutaan ton.

Dikatakannya, potensi tambahan produksi padi (beras) mencapai satu juta ton dan gula mencapai 800.000 hingga 1,2 juta ton dalam jangka waktu menengah dan jangka panjang.

"Jika produksi beras lima ton per hektare, harapan kita kalau sekitar 200.000 hektare maka akan memberikan kontribusi satu juta ton beras," jelas Bayu.

Ia menjelaskan untuk tahap awal produksi beras di Merauke bisa dikembangkan melalui lahan skala kecil 8.000 sampai 10.000 hektare.

Sedangkan untuk gula pada tahap awal bisa dikembangkan melalui lahan 30.000 hektare, dengan potensi tambahan produksi gula nasional hingga 800.000 sampai 1,2 juta ton. Namun Bayu tidak bisa memastikan kapan realisasi kontirbusi Merauke bisa terealisasi bagi pangan nasional.

Pemerintah juga akan menyiapkan kawasan "food estate" Merauke Papua sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Langkah ini akan mempermudah pengembangan Merauke sebagai lumbung pangan nasional dalam jangka panjang.(T.S025/R009)

Pewarta: Luki Satrio
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010