Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengincar peluang untuk menjadi operator pengembangan gas Blok Cepu di perbatasan Jatim dan Jateng.

Dalam rapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis, Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan Pertamina siap mengembangkan Blok Cepu lebih cepat dan lebih rendah biayanya.

"Kami harapkan dukungan DPR agar Pertamina tidak hanya menjadi tamu di rumah sendiri," ujarnya.

Pertamina juga meminta DPR memfasilitasi perbaikan perjanjian kerja sama operasi (joint operating agreement/JOA) pengelolaan Lapangan Banyuurip, Blok Cepu dengan Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan ExxonMobil.

Ia mengatakan ExxonMobil telah ditunjuk pemerintah sebagai operator Blok Cepu dengan pertimbangan mulai berproduksi secara penuh pada tahun 2008.

Namun, katanya, berdasarkan kemajuan yang dicapai saat ini, perkiraan produksi paling cepat terlaksana pada tahun 2014.

"Kalau kami menjadi operator, maka proyek Blok Cepu bisa diintegrasikan dengan beberapa proyek di sekitar Blok Cepu yang saat ini sudah berjalan," katanya.

Proyek yang dimaksud antara lain Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ), Proyek Pengembangan Gas Tiung Biru, JOB Pertamina, dan proyek Area PT Pertamina EP.

Terkait pengembangan gas Blok Natuna D Alpha, ia mengharapkan pemerintah menyetujui syarat dan kondisi (terms and conditions) yang diusulkan Pertamina.

Usulan syarat dan kondisi pengembangan Natuna sudah disampaikan melalui surat No 236/C1000/2008-SO pada tanggal 26 Nopember 2008 kepada Dirjen Migas Kementerian ESDM.

"Kami harapkan `terms and conditions` segera dilanjutkan dan kontrak PSC (production sharing contract atau kontrak bagi hasil) Natuna untuk Pertamina ditandatangani," ujarnya.

Proyek Natuna direncanakan memproduksi gas 1.000 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) yang akan dialirkan melalui pipa ke kawasan domestik dan negara di kawasan Asia Tenggara.

Pertamina memperkirakan produksi gas Natuna setelah 10 tahun sejak penandatanganan kontrak.

"Saat ini, Pertamina memiliki delapan calon mitra kerja proyek Natuna yakni ExxonMobil, StatOil Hydro, Chevron, Total, Shell, Eni, Petronas, dan CNPC," katanya.(K007/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010