Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Pitono Purnomo mengatakan, akan meningkatkan saling kunjung antara pejabat pemerintah atau pun nonpemerintah di antara kedua negara guna memperkokoh hubungan kedua negara.

"Rencana saya adalah meningkatkan saling kunjung pemerintah atau nonpemerintah kedua negara sebagai salah satu bentuk peningkatan hubungan baik," kata Pitono ketika ditemui di Jakarta, Sabtu.

Ia mengatakan pada Maret 2010, Ketua Parlemen Vietnam akan melakukan lawatan ke Indonesia dengan membawa serta 80 orang pengusaha.

Hal itu, lanjut dia, berpotensi membuka peluang kerja sama lebih lanjut antara kedua negara di bidang ekonomi.

Disebutkan bahwa sekalipun volume perdagangan Indonesia-Vietnam sebesar 2,5 miliar dolar AS pada 2007 (surplus untuk Indonesia) namun nilai itu belum mencerminkan potensi yang sebenarnya.

"Ekspor Indonesia ke Vietnam antara lain berupa produk-produk kimia, besi, baja dan karet," katanya.

Sekali pun Indonesia berniat untuk meningkatkan ekspornya ke Vietnam, namun Pitono tidak menampik bahwa kedua negara memiliki sejumlah produk yang serupa sehingga Vietnam acap kali lebih tampak sebagai pesaing Indonesia.

"Jujur saja Vietnam memang memproduksi produk-produk sejenis, untuk produk-produk seperti industri kecil, manufaktur, tekstil dan alas kaki bahkan Vietnam lebih murah, sehingga menjadi pesaing kita di pasar internasional," katanya.

Tapi, lanjut dia, bukan berarti Indonesia tidak dapat melakukan investasi di Vietnam atau sebaliknya.

"Investasi Indonesia sesungguhnya membawa nilai tambah karena investor Indonesia rata-rata menggunakan bahan baku dan tenaga ahli dari Indonesia," ujarnya.

Para investor, lanjut dia, juga merasakan stabilitas keamanan dan politik yang baik karena kontrol pemerintah yang cukup kuat.

"Jaminan keamanannya baik," ujarnya.



ASEAN



Saat ditanya mengenai pendapat Vietnam terhadap perdagangan bebas ASEAN-China yang memancing keluhan dari sejumlah pihak, Pitono mengatakan bahwa hal itu tidak terjadi di Vietnam.

"Di Vietnam tidak ada keluhan karena selama ini memang telah ada hubungan dagang tradisional lintas batas antara China dan Vietnam," katanya.

Produk China, kata dia, memang membanjiri Vietnam namun demikian juga sebaliknya, terutama produksi pertanian.

"Pemerintah dan pengusaha Vietnam melihat 1,3 miliar penduduk China sebagai peluang besar," ujarnya.

Pada kesempatan itu Pitono juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mendukung kepemimpinan Vietnam atas ASEAN pada 2010.

Sepanjang 2010, Vietnam akan menggelar dua pertemuan puncak ASEAN dan sejumlah pertemuan tingkat menteri ASEAN.

ASEAN adalah Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara yang beranggotakan Brunei Darussalam, Indonesia, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, dan Vietnam.(G003/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010