Muaraenim, Sumsel (ANTARA News) - Jalan Lintas Sumatra (Jalinsum) di Desa Muara Gula, Kecamatan Hujan Mas, Kabupaten Muaraenim, Sumatra Selatan masih digenangi air luapan Sungai Lematang, bahkan meluas ke Desa Perjito, Kecamatan Gunung Megang.

Pengamatan di lokasi banjir itu hingga Senin, air di permukiman warga Kota Muaraenim dan sekitarnya mulai surut dan warga sudah terlihat membersihkan perabotan yang kotor setelah direndam banjir.

Sebaliknya kondisi Jalinsum di Desa Muara Gula, Kecamatan Hujan Mas dan wilayah Kecamatan Benakat, Gunung Megang, termasuk di daerah Rambang Dangku, air mulai naik, terutama di daerah Desa Parjito, sehingga merendam Jalinsum itu setinggi 60 cm.

Kapolres Muaraenim, AKBP H Yohanes Suharmanto didampingi Waka Polres Kompol Barliansyah SH, mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan sepertiga kekuatan personel untuk melakukan evakuasi dan membantu warga yang rumahnya terendam air.

"Selain itu, kita juga dibantu oleh TNI, Pol PP dan pihak terkait untuk mengamankan seluruh ruas jalan yang dianggap rawan, di tempat pengungsian serta di tempat tinggal terutama rumah yang ditinggalkan," ujar dia lagi.

Ia menyatakan, kalau air semakin tinggi pihaknya akan memberikan jalan alternatif bagi pengguna jalan.

Sekda Muaraenim, Wahab Maharis, mengatakan, saat ini pihaknya telah mengerahkan tim Satkorlak Pemkab Muaraenim bersama tim PT Bukit Asam ke lokasi yang dianggap rawan mulai dari personel, peralatan hingga bahan makanan.

"Kami mengingatkan kepada petugas untuk mengantisipasi banjir terutama di daerah hilir. Demikian juga dengan petugas kesehatan untuk tetap siaga di tempat pengungsian agar dapat mengobati warga yang sakit pasca banjir," ujar dia.

Selain itu, lanjutnya, bagi korban banjir sudah disiapkan bantuan 5 ton beras untuk menanggulangi krisis pangan yang sifatnya darurat dan harus cepat.

"Selain beras, bantuan juga diberikan berupa lauk-pauk, seperti sarden, mie instan dan lainnya akan menyusul. Bantuan tersebut dari Gubernur Sumsel," kata dia lagi. (U005*B014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010