Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Kerusakan infrastruktur, iklim kerja yang belum baik, dan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM) kurang memadai menjadi persoalan utama kalangan pengusaha lokal menghadapi `China-Asean Free Trade Agreement` (CAFTA).

Hal itu diungkapkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Sofyan Wanandi dalam kegiatan seminar China-ASEAN Free Trade Agreement di Gedung President Executive Royal, Kawasan Industri Jababeka II, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Selasa.

"Kekhawatiran produk industri di Bekasi akan kalah saing dengan barang China dan negara ASEAN lainnya karena masih tingginya suku bunga, infrastruktur yang kurang baik, insentif ekspor yang rendah, kebijakan fiskal, dan mutu SDM yang kurang," katanya.

Menurut Wanandi, sedikitnya seperempat dari total 4.000 perusahaan industri di Bekasi terancam gulung tikar dan mengurangi kapasitas produksi akibat tidak kuat bersaing dengan barang impor dari China dan negara ASEAN lainnya.

"Bayangkan apa yang terjadi bila 500 perusahaan yang masing-masing mempekerjakan rata-rata 350 karyawan tutup, belum termasuk 500 perusahaan lainnya yang akan mengurangi kapasitas produksi, serta dampak usaha ekonomi rakyat kecil," katanya.

Dikatakan Wanandi, sejumlah pengusaha tersebut saat ini belum sanggup menghadapi persaingan pasar bebas Asia. Kendati demikian, pihaknya segera membenahi segala kekurangan guna menghadapi kenyataan tersebut.

"Kami hanya berharap pemerintah segera memberikan jalur transportasi yang ideal menuju ke pelabuhan agar biaya pengiriman dapat ditekan, selain itu kualitas SDM akan diperbaiki melalui upaya pendidikan dan pelatihan keterampilan," katanya.

Menanggapi desakan tersebut, Wakil Bupati Bekasi, Darip Mulyana, mengaku pihaknya segera mengambil alih pembangunan jalur transportasi darat tol Cibitung-Cilincing yang sempat terbengkalai akibat pihak developer yang kekurangan dana.

"Kami pada tahun ini akan mengambil alih pembangunan jalan tol itu melalui anggaran yang diserap dari PAD sektor gas, dan indsutri. Jalan tersebut akan langsung tembus ke Pelabuhan, agar biaya transportasi lebih murah," katanya.

Selain itu, untuk pelatihan SDM pihaknya mengaku akan bekerjasama dengan sejumlah Perguruan Tinggi (PT) seperti President University, Institut Tekhnologi Sience Bandung (ITSB), dan beberapa Universitas di wilayah Kota Bekasi untuk memberikan pendidikan terhadap calon karyawan sebelum diterjunkan ke dunia industri.

"Kami sudah menjalin kesepakatan dengan beberapa kawasan industri agar para lulusan akademisi tersebut langsung diserap di pabrik," ujarnya.

Kegiatan seminar yang digagas oleh Forum Investor Bekasi (FIB) tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pengusaha dari beberapa kawasan industri di wilayah setempat, serta Wakil Menteri Perdagangan RI, Mahendra Siregar sebagai pembicara. (AFR/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010