Teheran (ANTARA News)- Pasukan keamanan Iran terlibat bentrokan dengan para pendukung oposisi , Kamis ketika massa berkumpul di Teheran tengah untuk memperingati ulang tahun ke-31 revolusi Islam, seperti diberitakan Reuters.

Televisi pemerintah menayangkan gambar ratusan ribu orang , beberapa diantara mereka membawa bendera-bendera Iran dan foto-foto Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, bergerak ke Taman Azadi di Teheran tengah .

Satu laman oposisi Iran, Green Voice Iran mengatakan pasukan keamanan melepaskan tembakan dan semprotan gas air mata ke para pendukung pemimpin oposisi Mirhossein Mousavi yang berkumpul di Teheran tengah.

Laman oposisi Jaras mengatakan pasukan keamanan menyerang pemimpin oposisi Mehdi Karoubi dan mantan Presiden Mohammad Khatami ketika menghadiri acara peringatan itu.

Berita-berita itu tidak dapat diverifikasi secara independen karena wartawan yang bekerja untuk media asing dibawa ke Taman Azadi dan tidak ada kebebasan meliputi unjuk-unjuk rasa oposisi.

Negara Islam itu menghadapi krisis domestik terburuk dalam tiga dasawarsa ketika para pendukung oposisi yang kalah menghadapi Ahmadiejad dalam pemilihan presiden lalu melakukan unjuk rasa.

Iran menghadapi desakan -desakan Barat bagi sanksi-sanksi terhadapnya setelah Ahmadinejd memerintahkan memproduksi uranium berkadar lebih tinggi , yang menimbulkan kekhawatiran bahwa Teheran bertujuan untuk membuat bom-bom atom, bukan hanya untuk bahan bakar untuk penggunaan sipil seperti yang negara itu katakan .

Ahmadinejad mengemukakan dihadapan massa yang membawa bendera-bendera di Teheran tengah bahwa Iran memproduksi untuk cadangan pertamanya 20 persen uranium yang diperkaya , dan dapat memperkaya kadar uranium untuk tingkat lebih tinggi di fasilitas nuklr nya di Natanz.

Barat menuduh Iran secara diam-diam berusaha membuat bom-bom nuklir . Iran, pengekspor minyak mentah terbesar kelima dunia , mengatakan fasilitas-fasilitas nuklirnya adalah bagian dari program energi damai dan mengatakan Iran akan membalas setiap serangan terhadap pabrik-pabrik itu.

Israel menganggap program nuklir Iran sebagai ancaman terhadap eksistensinya dan tidak mengesampingkan aksi militer jika usaha diplomasi gagal menyelesaikan sengketa menyangkut pengayaan uranium itu.

Ahmadinejad, Rabu mengatakan bahwa jika Israel melakukan aksi militer di kawasan itu, pihaknya harus melakukan perlawanan dan "mengalahkannya,". kata televisi pemerintah , Kamis.

Republik Islam itu tidak mengakui Israel, yang disebutnya sebagai rezim Zionis.
(H-RN/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010