Kuala Lumpur (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Malaysia Da`i Bachtiar mengkritik nasionalisme mahasiswa Indonesia di Malaysia karena enggan dan sedikit sekali mahasiswa uang menghadiri upacara peringatan HUT Kemerdekaan Indonesia.

"Mahasiswa hampir tidak kelihatan saat upacara peringatan HUT Kemerdekaan RI yang diadakan KBRI setiap tanggal 17 Agustus. Kalah dengan TKI yang mendominasi acara tersebut," kata Da`i di KBRI Kuala Lumpur, Kamis yang langsung disambut tepuk tangan dari mahasiswa.

Da`i Bachtiar mengatakan hal itu dalam acara Leader Talk: Sustainability of Thinking Paradigm: Toward National Perception Development dengan pembicara mantan PM Mahathir Mohamad, Prof Ken, WNI yang menjadi Dekan di Univ Waseda Jepang dan Dr Nasir Tamara, mantan wartawan Indonesia dan kini dosen Universitas Nasional di Singapura.

"Kami mengharapkan mahasiswa mendominasi pada setiap acara peringatan HUT kemerdekaan. Jika perlu mahasiswa yang menjadi panitia. Namun alasan mahasiswa ialah sulit bangun pagi untuk upacara atau enggan bolos kuliah," kata Dubes.

"Tadi saya baru saja dengar seorang mahasiswa S3 sedikit teriak, `Alhamdulillah tak percuma bolos kuliah dan bisa berfoto bersama dengan Tun Mahatir Mohamad`. Dia ternyata sangat senang bisa bolos kuliah dan dibalas dengan dapat berfoto dengan Tun Mahathir," kata Da`i.

Pernyataan itu juga langsung disambut tepuk tangan dan tawa sekitar 500 mahasiswa Indonesia dari berbagai negara bagian di Malaysia dan perwakilan mahasiswa dari berbagai negara.

Ia mengingatkan bahwa mahasiswa boleh kuliah dimana saja dan melakukan riset di berbagai negara, tapi harus tetap memiliki nasionalisme dengan cara menerapkan hasil kuliah dan risetnya dibawa dan diterapkan di Tanah Air.

Apalagi sejak sebelum kemerdekaan, peran mahasiswa dan pemuda sangat besar dalam sejarah kemerdekaan dan dalam proses pembangunan di Indonesia. "

Salah satu menumbuhkan nasionalisme adalah dengan datang pada peringatan HUT kemerdekaan di KBRI saat di luar negeri," katanya.

Sementara itu, mantan PM Malaysia Mahathir menegaskan, kiat paling penting dalam memajukan negara adalah perasaan mencintai negara yang kuat akan menjadi dorongan seseorang berjuang dan mengabdi pada negara serta menghasilkan pembangunannya. (A029/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010