Karimun, Kepri (ANTARA News) - Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Adi Sudrajat mengatakan, kekurangan listrik dan air bersih penyebab pengusaha tekstil nasional enggan menanam modal ke kawasan perdagangan bebas di Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

``Pengusaha tekstil di bawah API memang tertarik untuk berinvestasi Karimun, namun menunggu dukungan sarana infrastruktur yang memadai, terutama energi listrik dan air bersih`` katanya saat berkunjung ke Tanjung Balai Karimun, Jumat.

Menurut Adi Sudrajat, dengan status "free trade zone" (FTZ) atau kawasan perdagangan bebas, Karimun sangat menjanjikan bagi pengusaha tekstil, apalagi di sini karena belum ada industri di bidang pertekstilan maupun garmen.

``Ini peluang besar, sehingga kelak investor di Karimun tidak didominasi asing,`` katanya.

Dia menuturkan, industri tekstil yang sebagian besar menumpuk di Pulau Jawa memang mulai melirik peluang ekspansi di daerah lain, salah satunya kawasan FTZ di Kepri.

``Termasuk Karimun,`` ucapnya.

Selain memacu pertumbuhan ekonomi daerah, keberadaan industri garmen di Karimun akan berpengaruh pada harga pasar karena akan memangkas biaya distribusi mengingat pasokan pakaian jadi didatangkan dari daerah lain.

``Banyak positif yang muncul, termasuk membuka peluang kerja bagi warga lokal,`` katanya.

Ia mengatakan, pengentasan krisis listrik harus mendapat perhatian serius agar pertumbuhan industri di kawasan itu lebih pesat.

``Itulah sebabnya kami belum berniat berinvestasi ke sini, karena dengan krisis listrik maka kami harus mengeluarkan biaya operasional untuk pengoperasian genset,`` jelasnya.

Selain itu, lanjut dia, ketersediaan pasokan air bersih serta fasilitas pendukung lainnya juga belum ada.

``Termasuk fasilitas pelabuhan bongkar muat kontainer. Karimun belum memilikinya,`` kata Adi. (HAM/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010