Yogyakarta (ANTARA News) - Kepala Satuan Brimob Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKBP Laksana mengatakan tembakan gas air mata pada kerusuhan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (12/2) sore, untuk mencegah bentrokan antar penonton.

"Kami terpaksa mengeluarkan tembakan gas air mata ke arah tempat duduk penonton di sisi timur stadion Mandala Krida, karena saat itu pendukung masing-masing kesebelasan sudah nyaris bentrok," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Pada pertandingan sepak bola Liga Divisi Utama antara PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman di Stadion Mandala, Jumat sore berlangsung ricuh, setelah aparat dari Satbrimobda DIY menembakkan gas air mata ke arah penonton, sehingga menyebabkan penonton marah dan terjadi bentrokan dengan aparat kepolisian.

"Saat itu situasinya sudah memanas setelah pemain PSS Sleman dilempar batu oleh penonton, sehingga memicu kemarahan pendukung PSS. Sesaat kemudian pendukung masing-masing tim mulai emosi, dan nyaris terjadi bentrokan," katanya.

Ia mengatakan, untuk mencegah bentrokan antarpendukung, Brimob yang turut mengamankan di dalam stadion kemudian menembakkan gas air mata guna memecah konsentrasi penonton yang nyaris bentrok.

"Tembakan gas air mata untuk menghalau kedua kubu pendukung yang sudah saling mendekat dan saling serang dengan lemparan batu," katanya.

Laksana juga membantah bahwa tembakan gas air mata dilakukan karena ada lemparan batu dari penonton yang mengenai anggota Satbrimobda DIY.

"Tidak benar jika tembakan gas air mata dilakukan karena ada anggota kami yang terkena lemparan batu penonton. Tembakan gas air mata dilakukan karena memang kondisinya sudah mendesak, dimana kedua kubu pendukung hampir bentrok," katanya.

Ia mengatakan, setelah kejadian tersebut seluruh anggota Satbrimobda DIY diperintahkan untuk tetap berada di dalam Stadion Mandala Krida, sehingga tidak benar jika ada yang mengatakan ada anggota Brimob yang melakukan pemukulan atau penyerangan terhadap penonton termasuk dua wartawan.

"Kami pastikan tidak ada anggota Brimob yang berada di luar stadion, apalagi di Wisma PSIM, sehingga yang melakukan pemukulan terhadap penonton yang membuat rusuh dan juga terhadap wartawan, bukan dari Brimob," katanya.
(V001/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010