Bogor (ANTARA News) - Bencana longsor yang terjadi di wilayah Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), sebagian besar menimpa daerah di pinggiran sungai, kata Kepala Bagian Kemasyarakatan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor Eko Prabowo.

"Kebanyakan rumah warga yang rumahnya rusak tertimpa longsor berdiri di pinggiran kali dan daerah rawan longsor lainnya," katanya di Bogor, Sabtu.

Ia menjelaskan, kerusakan akibat bencana alam di Kota Bogor belum termasuk kerusakan fasilitas umum seperti jalan, dan talud penahan tebing yang jebol akibat diterjang air hujan yang cukup deras.

Diakuinya bahwa bencana alam longsor menjadi langganan setiap tahun pada saat musim penghujan.

"Setiap kali terjadi longsor, sebenarnya kami telah meminta kepada warga untuk tidak membangun kembali rumahnya di lokasi yang sama, tapi, kenyataannya mereka tetap saja membangun rumah di lokasi yang sama, sehingga kerap menjadi korban bencana alam itu," katanya.

Menurut dia, sejauh ini setiap terjadi bencana alam, baik longsor,banjir, maupun bencana alam angin puting beliung Pemkot Bogor cepat tanggap membantu warga yang terkena musibah.

"Untuk tahap awal kami diberikan bantuan tanggap darurat berupa bantuan dana untuk kontrak rumah, dan bantuan lainnya berupa makanan, dan kebutuhan lainnya," katanya.

Bantuan untuk kontrak rumah, kata dia, diberikan bagi warga yang rumahnya rusak berat atau hancur. "Mereka kita bantu untuk mengontrak rumah selama sebulan yang nilai bantuannya bervariasi antara Rp500 ribu sampai Rp1 juta," katanya.

Sementara itu, hujan yang mengguyur disertai angin kencang dan sambaran petir di Kota Bogor yang hampir terjadi setiap hari, telah menyebabkan bencana alam di beberapa wilayah Kelurahan di Kota Bogor.

Dari data di Bagian Kemasyarakatan Kota Bogor yang dihimpun sejak bulan Januari hingga minggu pertama Februari 2010, akibat bencana alam longsor dan angin puting beliung --termasuk bencana kebakaran-- tercatat ada 35 rumah warga mengalami rusak berat dan rusak ringan dengan kerugian mencapai lebih kurang Rp700 juta.
(A035/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010