Lebak (ANTARA News) - Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Lebak, dr Ramdani, menyatakan saat ini banyak beroperasi dokter dan mantri gadungan di desa-desa terpencil di sejumlah kecamatan akibat terbatas pelayanan kesehatan.

"Selama ini tenaga kesehatan di pelosok-pelosok desa terpencil sangat kekurangan dan akhirnya dimanfaatkan oleh petugas medis gadungan," kata Ramdani menanggapi maraknya dokter dan mantri gadungan di Kecamatan Cilograng, Kabupaten Lebak, Senin.

Ramdani mengatakan, pihaknya meminta petugas Puskesmas agar mengoptimalkan akses pelayanan kesehatan di daerah-daerah yang belum terjangkau tenaga medis.

"Saya kira jika pelayanan kesehatan itu tersentuh di desa terpencil, kemungkinan petugas medis gadungan tidak beroperasi," katanya.

Dia juga mengatakan, optimalisasi pelayanan kesehatan juga memerlukan sumber daya manusia (SDM) petugas kesehatan tersebut.Sementara saat ini Kabupaten Lebak masih kekurangan tenaga dokter, mantri dan bidan untuk ditugaskan di daerah-daerah yang sulit terjangkau kendaraan.

Dia menyebutkan, maraknya dokter dan mantri gadungan di Kecamatan Cilograng, Cibeber, Panggarangan dan Bojongmanik akan menimbulkan kesalahan medis yang bisa menimbulkan kematian bagi masyarakat.

Mereka beroperasi bebas membuka praktik pengobatan tanpa takut terhadap petugas puskesmas maupun polisi.

"Apalagi dokter dan manteri gadungan itu berasal dari berbagai pekerjaan bahkan ada yang bekas pesuruh balai klinik pengobatan," katanya.

Karena itu, pihaknya mendesak Pemkab Lebak dan Kepolisian melakukan penertiban agar mereka tidak melakukan praktik pengobatan karena sangat membahayakan kesehatan masyarakat.

"Sejauh ini kami belum menerima adanya laporan penertiban dokter dan mantri gadungan," katanya.

Kepala Puskesmas Cilograng, Kabupaten Lebak, H Dedi Saptari mengaku pihaknya sudah beberapa kali menegur dokter dan mantri gadungan yang melakukan praktik pengobatan karena sangat membahayakan kesehatan masyarakat.

Namun, dari informasi masyarakat, mereka ternyata masih beroperasi bebas berkeliling antardesa dengan membawa peralatan medis juga memakai pakaian serba putih layaknya petugas kesehatan rumah sakit atau puskesmas.

Bahkan, belum lama ini seorang warga mendapat suntikan sebanyak tujuh kali yang dilakukan dokter gadungan itu.

"Saya sudah melaporkan pada Dinas Kesehatan kabupaten atas maraknya dokter dan mantri gadungan," ujar H Dedi Saptari.(PK-MSR/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010