Abidjan (ANTARA News/Reuters) - Perdana Menteri Pantai Gading Guillaume Soro Selasa menangguhkan pengumuman pemerintah baru yang diharapkan sebagai langkah ke arah peredaan krisis politik di negara Afrika barat itu.

Soro mengatakan bahwa konsultasi mengenai pemerintah itu diteruskan setelah ia bertemu dengan Presiden Lauret Gbagbo di ibu kota Yamoussoukro.

Gbagbo membubarkan pemerintahnya dan komisi pemilihan Jumat karena perselisihan mengenai pendaftaran pemilih, termasuk krisis yang pasti akan menunda pemilihan yang telah dijadwalkan Maret di negara produsen cokelat utama dunia itu.

"Saya telah menemui presiden di Yamoussoukro dan kami membicarakan pembentukan pemerintah baru," kata Soro kepada wartawan pada saat kepulangannya ke kota penting Pantai Gading, Abidjan.

Pemilihan itu, yang telah ditangguhkan berulang kali sejak 2005, dibutuhkan untuk memulihkan keretakan yang disebabkan oleh perang saudara 2002-2993 dan memacu investasi di salah satu ekonomi penting kasawan tersebut. Separuh negara itu masih dikuasai pemberontak.

Kelompok regional Masyarakat Ekonomi Afrika Barat (ECOWAS) telah meminta kepada Pantai Gading untuk menemukan pemecahan cepat atas perselisihan mengenai daftar pemilihan dan menetapkan tanggal terakhir bagi pemilihan itu.


Protes

Presiden Gbagbo menuduh ketua komisi pemilihan telah mendaftar secara tidak sah para pemilih yang setia pada oposisi, sementara partai-partai oposisi menyerukan demonstrasi besar-besaran atas tindakan Gbagbo.

Ada demo di kota penting Abidjan dan Pantai Gading tengah, dan beberapa pengunjuk rasa mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa 500 orang telah merintangi jalan antara ibu kota Yamoussoukro dan Bouake, kota penting di wilayah utara yang dikuasai pemberontak.

"Mobil dapat melewati jalan ini," kata Seraphin Kwame di kota Tiebissou. "Kami menentang pembubaran komisi pemilihan dan pemerintah. Laurent Gbagbo harus pergi."

Polisi membubarkan sekitar 150 pengunjuk rasa di Marcory di pinggiran kota Abidjan, kata pemrotes Martial Assouan.

Unjuk rasa itu menyusul demonstrasi Senin di kota Abengourou di wilayah timur, yang memaksa ditutupnya beberapa gudang cokelat.

Ketegangan yang meningkat di bekas pusat ekonomi Afrika barat itu mengancam mengganggu industri cokelat serta dapat mencegah pemilihan itu.

Pengekspor cokelat itu mengkhawatirkan terhentinya pasokan jika kekacauan politik memburuk. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010