Jakarta (ANTARA News) - Program keluarga berencana (KB) masih memiliki peran penting dalam upaya meningkatkan laju pertumbuhan pembaguna da ekonomi, kata Wapres Boediono.

"KB pada saat ini masih memiliki peran penting dalam upaya menekan ledakan jumlah penduduk," kata Wapres Boediono, saat membuka Rakernas Pembangunan Kependudukan dan KB Tahun 2010, di Istana Wapres Jakarta, Rabu.

Hadir dalam acara itu antara lain Menpan EE Mangindaan dan Kepala BKKBN Sugiri Syarief.

Menurutnya, akibat kegagalan KB maka Indonesia akan alami ledaka jumlan penduduk, yang pada akhirnya menimbulkan masalah sosial.

Boediono menunjuk damapak sosial seperti keterbatasan lapangan pekerjaan, keterbatasan pagan, jumlah pengangguran, serta kemiskinan akan tercipta jika KB gagal.

Indonesia sendiri, nilai Wapres, sejak pencanangan KB sudah alami kemajuan cukup berarti.

Rata-rata laju pertumbuhan penduduk nasional dalam tahun 1971-1980 sebesar 2,3 persen, dan periode 1980-2000 mencapai 1,4 persen per tahun.

"Sekalipun kita alami kemajuan tapi jangan lengah dan program ini akan tetap menjadi prioritas nasional dan memberikan peran dalam pembagunan ekonomi dan sosial," kata Wapres.

Wapres juga meyoroti soal kebayakan masyarakat miskin yanh masih banyak memiliki banyak aak dan hal itu telah menjadi perhaian bersama.

Program KB, katanya, tidak hanya disasar ke masyarakat miskin tapi juga ke semua lapisan masyarakat.

Wapres juga mengingatkab pentingnya koordinasi pusat dan daerah dalam memajukan program KB, karena masalah koordinasi ini sempat terhenti.

"Mulai hai ini saya ma koordinasi pusat dan daerah bisa dilanjutkan lagi dan ditingkatkan" kata Boediono.

Sugiri Syarief mengatakan, BKKBN pada 2010 mentargetkan peserta KB baru sekitar 7;1 juta, yang 3,7 juta diantaranya adalah keluarga prasejahtera dan sejahtera I dan keluarga miskin.

"Di tahun ini diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan keluarga akseptor tentangvpengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak," katanya.(ANT/A024)

Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010