Jambi (ANTARA News) - Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jambi bekerja sama dengan Pemkab Sarolangun berupaya menghentikan penjualan batu alam tawon yang belum diolah.

Saat ini banyak warga yang bermukim di sekitar sungai di Kecamatan Batang Asai yang banyak memiliki bahan baku alam tersebut menjual batu alam yang belum diolah.

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jambi Irmansyah Herman di Jambi, Rabu mengatakan, batu alam tawon yang ada di Kabupaten Sarolangun sudah dikenal baik di dalam maupun luar negeri.

"Lewat berbagai pegelaran pameran industri kerajinan dalam negeri di Jakarta, batu alam tawon asal Kabupaten Sarolangun itu memiliki daya tarik tinggi dan sangat diminati," katanya.

Kerajinan batu alam tawon Kabupaten Sarolangun itu pemasarannya juga sudah menembus luar negri, terutama China, Thailand dan Taiwan, dan kini permintaan terhadap kerajinan itu terus meningkat.

Selain melarang supaya batu alam tawon itu tidak dijual sebelum diolah, juga diupayakan mempatenkan keberadaanya, supaya tidak diklaim oleh bangsa asing mengaku berasal dari negaranya.

Larangan untuk tidak menjual sebelum diolah atau dipasarkan setelah menjadi kerajinan bertujuan untuk meninggikan harga jual, sekaligus untuk memberi kesempatan kerja bagi warga setempat menjadi perajin batu alam tersebut.

M Khatib (45), perajin batu alam tawon itu menyebutkan, kandungan batu alam tawon di Kecamatan Limun kini menjadi salah satu mata pencaharian penduduk setempat selain bertani.

Batu alam tawon itu bisa didapatkan di sungai dan digali, lalu diasah menjadi berbagai aksesoris, seperti mata cincin, liontin, gelang, tasbih, bros dan lainnya, yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah perbiji.

Sebelumnya pembeli dari luar negeri langsung mendatangi pengumpul untuk membeli bahan bakunya, lalu diolah menjadi berbagai produk kerajinan di daerahnya, dan dipasarkan kembali ke Indonesia atau negara lainnya di dunia.

Kini penduduk setempat tidak lagi menjual dalam bentuk bahan baku, dan ikut menjadi perajin pada pengusaha yang berkembang di Kecamatan Limun untuk meningkatkan niai tambah dan nilai jualnya.

(T.M037/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010