Bandarlampung (ANTARA News) - HIV/ADIS di Lampung sudah menyebar ke desa-desa dan kecamatan sehingga pemerintah perlu melakukan koordinasi antar lini pemerintahan untuk meminimalkan penyebarannya, demikian Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Provinsi Lampung Sugiarto di Bandarlampung, Kamis.

"Minimal Kanwil Agama, kepolisian, kejaksaan, dan Depkumham, harus bersedia melakukan kerjasama lintas sektoral, dengan terjun langsung ke kantong komunitas di perdesaan seperti pengajian, arisan, dan kegiatan remaja masjid," katanya.

Sugiarto juga mendorong para relawan pencegahan HIV/AIDS untuk lebih gencar berkomunikasi dengan orang terduga terinfeksi HIV/AIDS di desa-desan, salah satunya dengan membuka dan mengaktifkan posko konsultasi.

"Pola pencegahan penyebaran harus diarahkan ke perdesaan, karena saat ini trendnya mengarah ke situ," katanya.

Penyebaran virus itu ke pedesaan, lanjut Sugiarto, bisa melalui peredaran narkoba atau jarum suntik, atau virus yang dibawa TKI yang baru tiba dari luar negeri, seperti terjadi di sebuah desa di Pringsewu baru-baru ini.

"Kami juga giat melakukan sosialisasi tentang bahaya HIV/AID kepada para calon pekerja di desa-desa yang hendak berangkat ke luar negeri," kata Sugiarto.

Jumlah orang terinfeksi HIV/AIDS di Lampung sepanjang 2009 hingga Februari 2010 meningkat cukup signifikan menjadi 194 orang dengan korban meninggal dunia 52 orang.

Sementara itu, estimasi orang terinfeksi HIV/AIDS di Lampung pada periode sama adalah penjaja seks 160 orang, pelanggan pekerja sex 490 orang, dari kalangan "laki-laki dengan laki-laki" (LDL) 260 orang, dan dari kalangan narapidana 60 orang.

Untuk daerah potensial epidemi HIV/AIDS, Komisi Penanggulan AIDS mengungkapkan hampir seluruh kabupaten/kota di Lampung rawan peredaran virus tersebut. (*)
AH*T013/AR09


Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010