Temanggung (ANTARA News) - Provinsi Jawa Tengah akan mengekspor beras karena setiap tahun produksi padi di daerah ini selalu surplus, demikian Gubernur Jateng, Bibit Waluyo, usai mencanangkan kebangkitan hortikultura di Temanggung, Kamis.

"Saya setuju dengan rencana ekspor beras tersebut karena dapat meningkatkan nilai tukar petani," katanya seraya mengatakan dia telah mengadakan rapat dengan Bulog untuk merencanakan ekspor beras itu.

Ia mengatakan, pada 2009 Jateng surplus beras 2,57 juta ton sehingga memungkinkan ekspor beras tahun ini, namun tetap mempertimbangkan kebutuhan beras dan kelebihannya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jateng, Aris Budiono, mengatakan beras yang diekspor adalah beras premium jenis mentik wangi susu.

"Jadi tidak semua jenis beras akan diekspor. Budidaya padi tersebut dilakukan dengan ramah lingkungan," katanya.

Menurutnya, jenis padi itu akan dikembangkan di Kabupaten Magelang seluas 420 hektare, sedangkan produktivitas padi itu mencapai lima ton per hektare.

"Padi tersebut merupakan varietas unggul lokal dan kalau ditanam di daerah lain rasanya akan lain," katanya.

Ia mengaku, saat ini sedang mempersiapkan benih dan akan ditanam pada Mei-Juni 2010, sementara umur padi lebih lama lima bulan sehingga setahun hanya panen dua kali.

Aris menyebutkan, produksi padi di Jateng cenderung meningkat di mana pada 2008 mencapai 9.136.000 ton gabah kering giling (GKG) dan 9,6 juta ton GKG pada 2009 berdasarkan angka sementara BPS. (*)

H018/A023/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010