New Delhi (ANTARA News/AFP) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama menelpon Perdana Menteri India Manmohan Singh pada Kamis untuk mengutuk pemboman maut rumah makan pada pekan lalu, kata pernyataan kantor perdana menteri.

Serangan atas toko roti di kota Pune, India barat, pada Sabtu itu membunuh 11 orang, termasuk seorang wanita Italia dan seorang pria Iran, dengan 60 orang lain dirumahsakitkan.

"Obama menelpon Singh untuk mengutuk ledakan di Pune pada Sabtu itu dan turut berdukacita atas kematian tersebut," kata pernyataan itu.

"Dalam percakapan singkat, kedua pemimpin itu menggunakan kesempatan tersebut untuk menilai perkembangan hubungan India-Amerika Serikat," tambahnya.

Pada Selasa, Departemen Luar Negeri mengutuk pemboman itu dan menjanjikan kelanjutan kerja sama dengan New Delhi dalam memerangi keekstreman.

Kelompok keras tak dikenal, yang menyatakan pecahan dari organisasi lebih besar berpusat di Pakistan, mengatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut.

"Hindu", koran India, menyatakan dihubungi seseorang, yang mengaku juru bicara kelompok menyebut diri Lashkar-E-Taiba al-Almi, yang mengatakan bahwa kelompoknya melakukan pemboman itu.

Serangan itu merupakan yang pertama terbesar di tanah India sejak pengepungan Mumbai pada 2008, yang penyelidik India temukan dilancarkan oleh pegaris keras berpusat di Pakistan.

Empat orang ditahan dalam kaitan ledakan bom itu, kata polisi pada Selasa.

Keempat orang tersebut ditahan sebagai bagian dari penyelidikan atas serangan terhadap toko roti Jerman itu, yang terkenal di Pune, kata komisaris polisi Pune, Satyapal Singh, kepada wartawan.

Kantor berita India PTI menyatakan salah seorang tersangka itu ditangkap di Pune, sedangkan yang lain ditahan di kota industri tetangganya, Pimpri.

Saluran televisi menyatakan dua tersangka lain ditahan di Aurangabad, sekitar 200 kilometer dari Pune.

Pakar forensik menyimpulkan bahwa bom di ransel tersebut, yang ditinggalkan pemiliknya, dibuat dari campuran peledak keras RDX, amonium nitrat dan bensin, kata pejabat itu, tanpa menjelaskan jumlah campuran bahan peledak tersebut.

Komisaris polisi Pune Satyapal Singh dalam jumpa pers mengatakan bahwa 12 orang asing juga di antara ke-60 orang luka pada kejadian itu. Sisa korban adalah warga India, katanya.

Bom tersembunyi di bawah meja itu meledak sekitar pukul 19.30 waktu setempat (21.00 WIB) di toko roti Jerman, yang merupakan magnet bagi pemuda India dan wisatawan asing.

Tempat makan itu terletak di dekat sanggar, atau tempat pengasingkan diri keagamaan, terkenal bagi pengunjung mancanegara dan pusat kebudayaan dan keagamaan Yahudi, yang dikelola gerakan kolot Chabad-Lubavitch.

Pemerintah India mengumumkan ganti-rugi 200.000 rupee (43 juta rupiah) kepada keluarga yang tewas dan 100.000 rupee bagi yang cedera.

Menteri Dalam Negeri GK Pillai menjelaskan bahwa seorang pelayan akan membuka sebuah kemasan tak diketahui, yang ditinggalkan di rumah makan itu ketika ledakan terjadi.

"Perlu dicatat bahwa Osho Ashram, yang berada sekitar 180 meter dari toko roti tersebut, adalah salah satu tempat diselidiki mata-mata Lashkar-e-Taiba David Headley," katanya.

Pemerintah semua negara bagian di India disiaga-penuhkan, sementara masyarakat diminta tidak mendekati kemasan mencurigakan, kata Pillai.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010