Miranshah, Pakistan (ANTARA News/AFP) - Rudal-rudal yang ditembakkan pesawat tak berawak AS menghantam sebuah kompleks bangunan di kawasan suku baratlaut Pakistan, Kamis, menewaskan sedikitnya empat gerilyawan, kata beberapa pejabat.

Serangan itu merupakan pemboman keempat AS sejak Minggu di distrik Waziristan Utara, dan ditujukan pada jaringan Haqqani yang terkait dengan Al-Qaeda, yang terkenal karena melancarkan serangan-serangan pada pasukan AS dan NATO yang berperang di Afghanistan.

"Pesawat tak berawak AS menembakkan dua rudal: satu menghantam bangunan dan satu lagi mengenai sebuah kendaraan. Empat militan tewas dalam serangan-serangan ini," kata seorang pejabat keamanan senior kepada AFP dari kota Peshawar, Pakitan baratlaut.

Seorang pejabat intelijen di Miranshah, kota utama di Waziristan Utara, mengkonfirmasi bahwa empat militan tewas, dan "tiga orang dari mereka adalah militan Afghanistan yang terkait dengan jaringan Haqqani."

Serangan itu terjadi di daerah Dandey Darpa Khel, sekitar lima kilometer dari Miranshah, yang terletak dekat perbatasan dengan Afghanistan.

Gempuran udara itu dilakukan sehari setelah militer Pakistan memastikan penangkapan orang kedua Taliban Afghanistan, Mullah Abdul Ghani Baradar, yang kata para analis mengisyaratkan tahap baru dalam hubungan antara Islamabad dan Washington.

AS meningkatkan serangan pesawat tak berawak di Waziristan Utara, yang juga merupakan markas Taliban dan kelompok lain yang terkait dengan Al-Qaeda.

Rabu, serangan rudal AS menewaskan empat gerilyawan di sebuah daerah yang hanya beberapa kilometer dari perbatasan dengan provinsi Khost, Afghanistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan serangkaian serangan di kawasan suku baratlaut Pakistan pada Januari, sebagian besar terpusat di daerah sekitar Miranshah.

Pada 2 Februari, serangan rudal oleh pesawat tak berawak AS terhadap sebuah markas gerilyawan di Waziristan Utara menewaskan sedikitnya 16 militan, namun sejak itu ada masa tenang dalam serangan udara semacam itu.

Pemerintah Pakistan terang-terangan mengecam serangan AS tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran atas kedaulatan negara itu. Namun, para analis mengatakan bahwa Islamabad memberikan persetujuan diam-diam bagi serangan yang dilakukan oleh negara sekutunya itu.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Beberapa analis juga telah memperingatkan bahwa Taliban dan sekutu mereka akan meningkatkan serangan terhadap pasukan keamanan di Bajaur dan kawasan suku lain lagi untuk mengalihkan fokus perhatian dari Waziristan Selatan.

Pasukan keamanan melakukan operasi besar-besaran terhadap militan muslim di Mohmand dan Bajaur pada Agustus 2008. Pada Februari 2009, militer menyatakan bahwa Bajaur bersih setelah pertempuran sengit berbulan-bulan, namun kerusuhan terus berlangsung.

Menurut militer, lebih dari 1.500 militan tewas sejak mereka melancarkan ofensif di Bajaur pada awal Agustus 2008, termasuk komandan operasional Al-Qaeda di kawasan itu, Abu Saeed Al-Masri yang berkebangsaan Mesir.

Daerah itu juga dihantam serangan rudal yang hampir mengenai Zawahiri, orang kedua Osama bin Laden, pada Januari 2006.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas pemberontak terhadap pasukan internasional di Afghanistan. (M014/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010