Malang  (ANTARA News) - Selama perjalanan dari hotel menuju Stadion Kanjuruhan Kepanjen tim dan official Persebaya Surabaya dikawal oleh puluhan Aremania (suporter Arema) yang mengendarai kendaraan roda dua serta dua kendaraan taktis.

Panpel Arema Apriadi, Minggu, mengatakan, pengawalan bagi tim Persebaya ini sebagai antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama perjalanan dari Kota Malang menuju Stadion Kanjuruhan Kepanjen.

"Selain dikawal sekitar 50 sepeda motor Aremania, Persebaya juga tetap mendapatkan pengawalan sesuai standar dan prosedur tetap (protap) yang melibatkan aparat kepolisian baik yang mengendarai sepeda motor maupun mobil," tegas Apriadi.

Ia mengakui, laga yang mempertemukan Arema Indonesia dengan Persebaya Surabaya merupakan laga yang bertensi tinggi, sehingga selain aparat kepolisian, Aremania juga dilibatkan dalam pengamanan dan pengawalan Persebaya Surabaya.

Apalagi, katanya, laga derby Jatim itu digelar malam hari yang cukup riskan, baik pengamanan maupun penerangan karena dalam dua hari terakhir terjadi pemadaman aliran listrik pada malam hari.

Untuk mengantisipasi adanya pemadaman listrik pada malam hari, kata Apriadi, pihaknya sudah menyiapkan genset yang memadai untuk lampu stadion, bahkan sudah mengirimkan surat ke PT PLN Area Malang.

Sementara Media Officer Arema Indonesia Sudarmaji mengatakan, tiket yang dicetak Panpel sebanyak 31 ribu lembar sudah ludes terjual dengan rincian ekonomi sebanyak 28 ribu seharga Rp25 ribu, VIP sebanyak 2.200 seharga Rp75 ribu, dan selebihnya VVIP seharga Rp100 ribu.

Guna menghindari pemalsuan tiket, kata Darmaji, Panpel baru membagikan tiket asli beberapa jam menjelang "kick off" pertandingan yang digelar Minggu (21/2) pukul 19.00 WIB.

Pendistribusian tiket laga Arema Indonesia versus Persebaya Surabaya melalui koordinator wilayah (korwil) yang ada serta tiket box di beberapa lokasi. Namun, tiket tersebut sudah terjual habis. Banyak suporter yang berdomisili jauh dari Stadion Kanjuruhan Kepanjen yang berangkat malam hari hanya untuk mendapatkan tiket yang dijual di loket stadion seperti yang dilakukan suporter dari Kecamatan Ngantang dan Kasembon.

"Saya berangkat ke Malang tadi malam dan untuk menuju Stadion Kanjuruhan saya dan teman-teman menyewa angkutan kota (angkot) dari Terminal Landungsari. Setelah sampai di stadion kami tidur di kios-kios agar bisa membeli tiket ketika loket sudah dibuka," kata Supari, suporter dari Ngantang.(E009/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010