Pontianak (ANTARA News) - Perusahaan Malaysia diduga melanggar batas wilayah di perbatasan Kalimantan Barat - Sarawak dengan memasukkan sejumlah alat berat untuk penebangan hutan.

"Pengusaha Malaysia memasukkan alat berat ke Indonesia untuk menebang kayu dan ditangkap TNI bersama masyarakat," kata Kepala Penerangan Korem 121 Alambhana Wanawai Kapten Infanteri Umar Effendy usai pertemuan jajaran Pemprov Kalbar dengan Komite II DPD RI di Pontianak, Senin.

Namun, lanjutnya, masalah itu masih perlu pendalaman lebih lanjut. "Orangnya ada, barangnya ada, dan diserahkan ke kepolisian," katanya.

Penangkapan dilakukan pertengahan Februari lalu di Kecamatan Nanga Merakai, Kabupaten Sintang.

Direktur Intelkam Polda Kalbar Kombes Endaryoko, saat bertemu dengan Komite II DPD RI, mengatakan, di wilayah perbatasan ada tambang batu bara. "Diduga masuk wilayah Indonesia," katanya.

Kepala Bidang Perlindungan Hutan Dinas Kehutanan Kalbar Sunarno mengatakan, pembalakan liar masih marak di wilayah perbatasan terutama di Kabupaten Bengkayang, Sintang dan Kapuas Hulu.

Sunarno menyebut Bengkayang sebagai kawasan tak berpenghuni, sementara Semunying dan Sidding menjadi dua daerah paling rawan pelanggaran batas negara di wilayah itu.

Nanga Merakai berada di perbatasan Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kapuas Hulu. "Nanga Merakai bertetangga dengan Batu Lintang, Sarawak," kata Sunarno.

Tempat yang diduga sering terjadi pelanggaran perbatasan ini, jauh dari pemukiman, di mana dari desa terdekat saja memerlukan waktu 9 jam jalan kaki untuk menempuhnya.

"Tapi dari Malaysia bisa langsung masuk ke lokasi dengan kendaraan roda empat," tambah Sunarno.

Pihak berwenang Indonesia juga pernah menemukan tempat pendaratan helikopter di satu daerah, yaitu Sektor Timur Taman Nasional Betung Kerihun Kapuas Hulu.

"Informasi pengangkutan kayu menggunakan helikopter dari perbatasan sudah sering terdengar," kata Sunarno.

Kondisi rawan lainnya adalah hulu Sungai Sibau, sedangkan Senaning, Kabupaten Sintang, dipastikan ada kandugan batu bara.

"Ada dugaan, perusahaan Malaysia menambang sampai wilayah Indonesia melalui terowongan," kata Sunarno.

Gubernur Kalbar Cornelis menegaskan, pemerintah pusat harus serius dalam komitmen menjadikan perbatasan sebagai beranda negara. (*)
T011/AR09

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010