Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, APBN 2010 masih disusun secara konservatif untuk menghindari berbagai dampak ketidakpastian situasi perekonomian di tingkat regional dan global.

"APBN untuk tahun pertama pemerintahan baru hasil pemilu sebagai dasar acuan (baseline) untuk kemudian pemerintah dan DPR membuat perkiraan-perkiraan penerimaan, belanja, pembiayaan dengan sekonservatif mungkin tanpa menimbulkan implikasi-implikasi berat," ujarnya saat memberikan sambutan dalam talk show Membedah APBN 2010 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin.

Menurut dia, tantangan krisis global dan kondisi perekonomian regional harus tetap diwaspadai meskipun negara-negara Asia seperti China, India, termasuk Indonesia mempunyai revisi pertumbuhan yang membaik.

"Ada pembalikan kondisi membaik dalam dua kuartal terakhir, baik global maupun nasional namun kita tidak boleh terlena, karena konsekuensi krisis 2008 tidak hilang begitu saja," ujarnya.

Menkeu menambahkan selalu ada risiko dalam penyusunan APBN yang dibentuk berdasarkan asumsi makro terhadap proyeksi perekonomian.

Menurut dia, kondisi perekonomian bukan sesuatu yang konstan seperti harga minyak, kurs rupiah, inflasi, dan suku bunga. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi APBN yang disusun secara tahunan namun pemerintah harus bisa memprediksi kondisi yang berubah secara harian.

Ia berpendapat asumsi selalu mempunyai potensi kesalahan sekecil apapun walau pemerintah tetap menyusun APBN dengan seakurat mungkin.

Menkeu menambahkan, untuk itu, Kementerian Keuangan perlu melakukan seminar secara terbuka untuk membedah APBN 2010 sebagai bentuk akuntabilitas, sosialisasi sekaligus edukasi terhadap publik.
(ANT/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010