Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Le Jeom-rae, salah seorang wanita Korea tertua yang dipaksa menjadi budak nafsu oleh tentara Jepang pada Perang Dunia II, dua pekan lalu meninggal akibat pendarahan otak, kata kelompok bantuan korban budak nafsu Jepang Selasa.

Lee meninggal dunia pada usia 89. Dia dilahirkan pada 1921 di Iksan, kota pertanian di provinsi Jeolla Utara yang terletak di sepanjang pantai barat, yang kini masuk wilayah Korea Selatan.

Dia dipaksa untuk digiring ke rumah pelacuran di garis depan oleh tentara Jepang, ketika masih berumur 14 tahun.

Lee Jeom-rae menderita tekanan mental dan penderitaan fisik.

Dia dipaksa menjadi budah nafsu tentara Jepang di China dan Singapura selama 14 tahun sampai dia dipulangkan ke negaranya pada 1941, hanya empat tahun sebelum pemerintah kolonial Jepang menyerah.

Kematian Lee diumumkan oleh Dewan Korea untuk Wanita yang terdaftar sebagai Budak Nafsu Militer Jepang, satu kelompok bermarkas di Seoul yang bertugas menuntut permintaan maaf secara resmi dan kompensasi yang memadai para bekas budak seks dari pemerintah Jepang.

Di Korea kini terdapat 86 korban budak nafsu sejak Perang Dunia II yang masih hidup dan terdaftar di pemerintah Korea.

Pada 2 Januari, korban lain budak nafsu Jepang, Kim Sun-ak, meninggal karena kanker.

Para aktivis menyatakan prihatin bahwa banyak korban berusia lanjut akan meninggal tanpa mendapat permintaan maaf atau kompensasi dari pemerintah Jepang.

"Saya kecewa mendengar meninggalnya Lee. Semuanya sudah saya mintakan kepada pemerintah Jepang, permintaan maaf yang tulus atas kelakuan salah mereka dan kompensasi yang memadai, setidaknya untuk mereka yang masih hidup," kata seorang pimpinan dewan.

Lebih dari 200.000 budak nafsu dari Korea dan negara-negara Asia lainnya dipaksa untuk ditempatkan di rumah-rumah pelacuran di garis depan oleh militer Jepang semasa Perang Dunia II, ketika Semenanjung Korea berada di bawah pendudukan kolonial Jepang.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010