Ankara (ANTARA News/AFP) - Militer Turki, Selasa, menggelar pertemuan tingkat tinggi untuk membahas apa yang mereka sebut "situasi serius". Pertemuan itu digelar di saat para penyelidik memeriksa secara maraton puluhan tokoh senior pertahanan yang ditangkap dengan tuduhan merencanakan aksi kudeta.

"Semua jenderal dan laksamana militer Turki telah bertemu di markas besar kepala staf angkatan darat untuk mengevaluasi situasi serius itu," sebut sebuah pernyataan tanpa penjelesan lebih lanjut.

Dalam sebuah aksi dramatis, polisi menahan para tersangka yang diduga terlibat dalam rencana bernama sandi "Operasi Sledgehammer".

Operasi itu merupakan bagian dari upaya mereka menggulingkan pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berbasis Islam sejak 2003.

Para tersangka diduga berencana mengebom masjid dan meningkatkan ketegangan dengan Yunani yang menyebabkan jatuhnya sebuah jet Turki untuk mendiskreditkan pemerintah dan mendorong kejatuhannya.

Tujuh belas jenderal purnawirawan dan empat laksamana yang masih aktif termasuk di antara mereka yang ditahan dengan tuduhan "berupaya menggeser pemerintah melalui kekuatan dan kekerasan" itu.

Mereka dibawa ke Istanbul untuk diperiksa, kata beberapa laporan.

Di antara mereka yang diperiksa adalah mantan Kastaf AU Ibrahim Firtina, mantan Kasaf AL Ozden Orek dan mantan Komandan "Angkatan Darat Pertama" Cetin Dogan yang bermarkas di Istanbul.

Ketiganya dituduh memelopori rencana itu. Para jenderal itu diperkirakan diperiksa jaksa penuntun umum Rabu sebelum diadili hakim pengadilan setempat, kata kantor berita Turki, Anatolia.

"Operasi Sledgehammer" terbongkar Januari lalu oleh Harian liberal "Taraf".

Suratkabar itu melaporkan bahwa rencana kudeta tersebut telah dibahas pada sebuah seminar yang digelar pada Maret 2003.

Seminar tersebut menerbitkan transkrip audio tapes yang mengkonfirmasi semacam aksi anti-pemerintah.

Staf jenderal yang belum lama ini mengeluhkan "kampanye fitnah psikologis" membantah adanya rencana kudeta itu seraya mengatakan bahwa seminar itu hanya membahas rencana kontingensi di masa perang.

Secara tradisional, Angkatan Bersenjata Turki yang sekuler memiliki pengaruh politik yang besar dan mendepak empat pemerintahan sejak 1960.

Aksi terakhir militer Turki itu terjadi pada 1979 ketika mereka memaksa mundur perdana menteri yang berhaluan Islam, Necmettin Erbakan.

AKP yang dituduh para penentangnya memiliki ambisi rahasia untuk menjatuhkan sistim sekuler di Turki dibentuk oleh tokoh-tokoh moderat dari partai pimpinan Erbakan yang sekarang dilarang.

Pemimpin oposisi penting Turki, Deniz Baykal, mempertanyakan operasi para jenderal pensiunan tujuh tahun lalu itu. "Ini jelas proses penyelesaian-skor politik," katanya.

Pemimpin oposisi Nasionalis Devlet Bahceli menuding pemerintah telah bertindak dengan "kebencian" dan "perasaan balas dendam", serta menyerukan Pemilu yang dipercepat. (S008/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010