Jakarta (ANTARA News) - Komisi VII DPR meminta perjanjian kerja sama operasi (joint operating agreement/JOA) Blok Cepu di perbatasan Jatim dan Jateng lebih adil bagi PT Pertamina (Persero) dan badan usaha milik daerah (BUMD).

Ketua Komisi VII DPR Teuku Riefky Harsya usai rapat tertutup pembahasan JOA Cepu dengan BP Migas, ExxonMobil Oil Indonesia, dan PT Pertamina EP Cepu di Jakarta, Rabu, mengatakan, pihaknya meminta BP Migas segera memfasilitasi perbaikan JOA tersebut.

Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) diminta segera memfasilitasi pertemuan antara Pertamina, BUMD dan MCL (Mobil Cepu Limited), selaku operator di lapangan itu, katanya.

Menurut dia, selama ini, Pertamina dan BUMD tidak mempunyai peran lebih besar khususnya dalam hal hak suara, dibandingkan MCL, anak perusahaan ExxonMobil Oil Indonesia selaku operator Lapangan Banyuurip.

Padahal, kepemilikan Pertamina di Blok Cepu yang 45 persen dan BUMD 10 persen atau totalnya mencapai 55 persen lebih besar dibandingkan MCL yang hanya 45 persen.

Riefky menambahkan, perbaikan JOA tersebut penting agar produksi minyak Banyuurip sesuai target yang ditetapkan dalam APBN 2010.

"Kami juga berkepentingan untuk mengamankan produksi Cepu sesuai target. Kalau produksi Cepu terganggu, maka akan berdampak pada penerimaan `lifting` APBN," katanya.

Anggota Komisi VII DPR Satya W Yudha menambahkan, Komisi VII DPR juga mendukung Pertamina dapat menjadi operator di luar Lapangan Banyuurip.

Menurut dia, dalam rapat dengan Pertamina sebelumnya, BUMN tersebut mengaku siap menjadi operator pengembangan gas di Blok Cepu.

Dalam rapat yang berlangsung 4 Februari tersebut, Dirut Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, Pertamina siap mengembangkan Blok Cepu lebih cepat dan lebih rendah biayanya.

"Kami harapkan dukungan DPR agar Pertamina tidak hanya menjadi tamu di rumah sendiri," ujarnya.

Karen mengatakan, ExxonMobil telah ditunjuk pemerintah sebagai operator Blok Cepu dengan pertimbangan mulai berproduksi minyak secara penuh pada 2008.

Namun, lanjutnya, berdasarkan kemajuan yang dicapai saat ini, perkiraan produksi paling cepat terlaksana pada 2014.

"Kalau kami menjadi operator, maka proyek Blok Cepu bisa diintegrasikan dengan beberapa proyek Pertamina di sekitar Blok Cepu yang saat ini sudah berjalan antara lain Proyek Pengembangan Gas Jawa (PPGJ), Proyek Pengembangan Gas Tiung Biru, JOB Pertamina, dan proyek Area PT Pertamina EP," katanya.

(T.K007/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010